JATIMTIMES - Gelaran Malang Fashion Week (MFW) 2021, masih berlangsung hingga Minggu (24/10/2021). Dihari kedua gelaran MFW 2021, sederet designer profesional hingga designer dari SMK 7 Malang menampilkan karya epicnya.
Designer yang tampil diantaranya adalah Hany Sahara, dengan desain bajunya Torilla Mode, Hannie Hananto dengan desain bajunya Black and White Always Mystery, kemudian Sevenable Style dari SMKN 7 Malang dengan desainnya Gasthuisel, serta Lisa Fitria dengan desain baju bertema gemah Ripah loh Jinawi, serta beberapa desainer lainnya dengan karya yang juga menarik.
Baca Juga : Momentum HSN 2021, PWNU Jatim Terima Rp 450 Juta untuk Pembangunan Menara 17
Hany Sahara dengan desain bajunya bertema Torilla Mode menjelaskan, jika karyanya terinspirasi dari kehidupan sehari-hari yang beragam situasi. Mulai sedih, senang atau kesal. dari sinilah ia kemudian terinspirasi untuk membuat sebuah koleksi yang bernama "Iridescent".
Iridescent mempunyai arti warna-warni sebagai gambaran kehidupan manusia yang penuh warna. Yang harus selalu diingat, warna itu akan menjadi indah jika orang bisa menikmati proses kehidupannya dengan baik.
Di masa pandemi ini, di mana terdapat berbagai perubahan besar dalam lingkungan masyarakat, terutama dalam sektor ekonomi, Iridescent tidak dibuat sendiri. Dalam prosesnya melibatkan para pelaku usaha mikro untuk membantu pendapatan, utamanya pengrajin kain di kota Malang.
"Bahan baku utama Iridescent collection ini diambil dari mereka. Saya berharap koleksi Iridescent bisa menjadi motivasi, warna-warni yang bisa memberikan energi positif untuk kita semua," tuturnya.
Hannie Hananto, yang mengusung Black and White always Mystery menjelaskan, jika hitam dan putih termasuk bukan warna dalam teori warna. hitam dan putih selalu ada dalam kehidupan dan mewarnai hidup manusia karena itu ibaratkan dengan malam dan adalah kesetiaan.
Desain bajunya memiliki motif kotak-kotak hitam putih, yang mengingatkan dengan bendera formula one. Dalam proses pembuatannya pun, dibuat dengan menggunakan material printing menggunakan tinta anti alergi dari Epson Indonesia.
"Koleksi ini pernah presentasikan untuk Asean Busan fashion Week fashion film- Busan, South Korea 19 September 2021," jelasnya.
Dari SMKN 7 Malang, yang diwakili oleh Heny Dwi Prastika menjelaskan, inspirasi awal dari baju yang dibuatnya. Desian bajunya terinspirasi dari wisma Tumapel Kota Malang. Konsep bangunan bernuansa zaman Belanda yang kokoh dengan bentuk asimetris dan memiliki atap segi delapan.
Baca Juga : Pindah Agama Hindu, Sukmawati Jalani Ritual di Bali Pekan Depan
"Jadi meskipun bangunannya lama, tapi memiliki daya tarik yang bagus sekali. Itu kemudian kita tuangkan dalam baju," jelas perwakilan SMKN 7 Malang, Heni Dwi Prastika.
Kemudian, Designer Lisa Fitria menjelaskan, desain bajunya terinspirasi dari perjalanannya ke Kota Magelang. Keindahan alam sepanjang perjalanan ke kota Magelang menuju kota Yogyakarta. Melewati hamparan sawah dan tiupan desiran angin di bawah kaki gunung, memberikan rasa kagum dan syukur akan tanah Jawa yang begitu subur.
Keindahan alam tersebut kemudian dituangkan dalam rangkaian koleksi sebut Lisa Fitria di panggung MFW. Lisa menterjemahkan keelokan pemandangan dan suburnya hamparan sawah serta ladang dalam motif batik pewarna alam dari batik Si Putri di Semarang.
"Motifnya ini aneka ragam tanaman dan motif garis-garis seperti layaknya bentuk tampak Siring persawahan. Untuk mempercantik, juga disematkan detail bordir yang diaplikasikan dengan motif daun-daun dan dibuat oleh pengrajin bordir dari Kudus. Bordirnya terkenal dengan bordir icik," tuturnya.
Untuk melengkapi kesempurnaan koleksinya, Lisa kemudian bekerja sama dengan pemilik brand Tegep Boots yang digawangi Etna Melani dan menterjemahkan desain sepatu sesuai konsep dan desain yang diterapkan oleh desainer.
"Sepatu yang dibuat dalam dibentuknya flat shoes yang dari vegan leather. Bentuknya unik dengan detail stud metal pada pinggiran sepatu ini menampilkan maskulin," pungkasnya.