JATIMTIMES - Indonesia dikenal dunia memiliki aneka macam kekayaan yang melimpah, salah satunya kain kebaya pakaian tradisional masyarakat Jawa yang memiliki filosofi yang luhur.
Menurut Sukanti Swastikawati.SH.MM, Ketua Komunitas Kain Kebaya Indonesia (KKI) Kabupaten Banyuwangi semua orang kalau memakai kebaya otomatis pada saat memakai kain jarit yang dibentuk agak sempit sehingga kayaknya mengganggu pada saat berjalan yang terkadang biasa sedikit berlari pasti menjadi lembut. Filosofi yang terkandung di dalamnya adalah penggambaran perempuan adalah orang yang berjiwa besar tetapi hatinya lembut.
Baca Juga : Sutradara Ungkap Timnya Mulai Siapkan Wonder Woman 3
Menurut mantan kepala syahbandar itu, KKI dibentuk sekitar tahun 2020 sehingga baru sekitar satu tahun. Ketua umum tingkat pusat dijabat Dokter Erna Setyaningrum. ”Saya sendiri sebetulnya merangkap saya sebagai wakil ketua KKI sekaligus sebagai ketua KKI Banyuwangi. Karena baru berdiri jadi kita masih merintis sementara belum dipercayakan kepada orang lain. Mungkin selanjutnya kalau sudah jalan bagus yang ketua Banyuwanginya mungkin saya lepas,” jelas Sukanti.
Untuk menunjukkan eksistensi organisasi ini, lanjut Bu Kanti, antara lain dengan menggelar Festival Kebaya yang di dalamnya ada rangkaian acara pagelaran musik keroncong, mengadakan demo rias pengantin Blambangan dengan judul Mupus Braen yang diikuti oleh sejumlah PKK Kecamatan Banyuwangi.
“Dengan demo rias yang digelar misinya di Komunitas Kain dan Kebaya Indonesia yang pertama adala misi sosial. Kemudian ada program pendidikan dan pelatihan selalu mengutamakan misi sosial,” jelas Bu Kanti.
Bahkan untuk pemberian sembako KKI sudah sering menggelar program bantuan mulai dari terjadinya puting beliung yang mengakibatkan beberapa rumah warga yang roboh. Selanjutnya memberikan santunan sembako dan uang bagi para tukang becak. Tentunya juga diberikan bagi anak-anak yatim itu secara bergiliran.
Bu Kanti menambahkan tidak jarang dia bersama dengan pengurus KKI yang lain secara bergantian mengisi materi tentang personality development kepribadian, beauty class termasuk fashion show yang melibatkan para siswa-siswi Dirgantara aviation yang kebetulan berada di depannya polresta Banyuwangi.
Baca Juga : Sinopsis Ikatan Cinta RCTI 19 Oktober 2021, Al Ceritakan Masa Lalu Andin yang Dipenjara ke Om Irvan
Rangkaian festival kebaya juga diisi dengan musik etnik yang barusan menang di tingkat Jawa Timur kolaborasi antara musik dengan suling bambu gitu digabung. Sebelumnya ada pagelaran musik apa musik tradisional karawitan dan tarian Jawa yang pemainnya adalah para ibu.
Panitia pelaksana juga tidak lupa menampilkan tari Banyuwangi sebagai pembuka juga yang memainkan atau panjaknya semua anak-anak muda kebaya Indonesia milenial.
“Pada prinsipnya kami ini tampil kepingin pertama membangkitkan perekonomian setelah adanya dampak Covid 19. Kedua kami ingin masyarakat Banyuwangi khususnya yang milenial semua mencintai kebaya busana tradisional yang merupakan warisan leluhur dan memiliki nilai filosofi yang luhur,” pungkas Bu Kanti.