JATIMTIMES - Rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan akan dilakukan di delapan titik bencana alam selama tahun 2021 ini. Delapan titik itu dianggarkan sebesar Rp 336 juta oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu.
Nantinya delapan titik tersebut bakal dilakukan rekonstruksi atau dibangun kembali pasca mengalami musibah. Rinciannya, Lima titik ada di Kecamatan Junrejo, satu titik di Kecamatan Bumiaji, dan dua titik di Kecamatan Batu.
Baca Juga : Tingkatkan Literasi Baca, Kota Batu Bangun Perpustakaan Umum Senilai Rp 1,9 Miliar di Alun-Alun
Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu mengatakan, rekonstruksi paling berat ada di satu titik di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu. Di dana membutuhkan anggaran sampai Rp 195 juta.
“Sedangkan yang terringan hanya satu titik ada di Jalan Dusun Caru, Desa Pendem Kecamatan Junrejo. Di sana membutuhkan anggaran sebesar Rp 8 juta. Karena dilihat dari tingkat keparahannya,” kata Agung.
Selain BPBD Kota Batu juga menyiapkan anggaran antisipasi bencana sekaligus peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) mencapai Rp 383 juta. Melihat saat musim hujan datang, sering kali Kota Batu dilanda tanah longsor.
“Dengan anggaran ini semoga saja bisa cukup. Misalnya tidak cukup bisa di-cover Belanja Tidak Terduga (BTT),” tambah Agung, Sabtu (9/10/2021).
Sedang saat musim hujan tiba, setidaknya ada empat titik desa/kelurahan yang harus ekstra waspada akan bahaya tanah longsor karena merupakan daerah rawan longsor.
Baca Juga : Respons Rencana Novel Baswedan Dkk Dirikan IM57+ Institute, KPK Siap Kerja Sama
Empat lokasi itu ada di Desa Gunungsari, Desa Sumber Brantas dan Desa Tulungrejo. Tiga desa itu seluruhnya ada di Kecamatan Bumiaji. Sedangkan satu desa di Desa Sumberejo di Kecamatan Batu.
Selain itu upaya untuk mengantisipasi bahaya tanah longsor, BPBD Kota Batu melakukan monitoring Early Warning Score (EWS) yakni sistem pendeteksian dini tanah longsor yang telah tersebar di beberapa titik rawan longsor.