JATIMTIMES - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim mengekskavasi Situs Watu Kucur di Kabupaten Jombang. Peninggalan purbakala ini diyakini sebagai tempat suci atau pemujaan pada zaman Majapahit.
Situs Watu Kucur yang diekskavasi ini berada di Dusun Penanggalan, Desa Dukuhdimoro, Kecamatan Mojoagung, Jombang. Lokasi situs berada di tengah perkebunan tebu.
Baca Juga : Pemkot Batu Bakal Hadirkan SMPN 7 di Kelurahan Dadaprejo
Watu Kucur sendiri berbentuk sebuah Yoni tanpa lingga berukuran 100x100 cm dan tinggi 96,5 cm. Di tengah-tengah bagian atas Yoni terdapat lubang yang biasanya digunakan untuk meletakkan batu lingga.
Yoni yang dinamai Situs Watu Kucir ini ditemukan 2010 lalu di lahan milik Setyo Budi, Warga Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Sebelas tahun berlalu, lokasi peninggalan purbakala tersebut kini diekskavasi oleh tim BPCB Jatim untuk menampakkan bangunan purbakala yang ada di lokasi.
Ketua tim ekskavasi BPCB Jatim Muhammad Ichwan mengatakan, penggalian arkeologi akan mengupas area seluas 15x15 meter selama 10 hari. Yaitu sejak 7-16 Oktober 2021.
"Target yang kami laksanakan adalah mencoba menampakkan denah, bentuk dan ukuran dari struktur yang ada di sini," ujarnya saat diwawancarai wartawan di lokasi, Jumat (08/10) sore.
Hingga sore ini, sudah 14 meter bidang tanah yang tergali. Yaitu membentang dari utara ke selatan. Bangunan yang telah nampak berupa struktur bata merah kuno menyerupai dinding dan lantai.
"Ada tiga struktur yang berjajar di sisi timur berlanjut ke sisi utara dan selatan. Saat ini sudah nampak (struktur, red) di sisi utara berlanjut ke arah barat," kata Ichwan.
Baca Juga : 4 Ban Mobil Milik Penyanyi Ini Raib Saat Bermain ke Kota Batu
Arkeolog BPCB Jatim ini menduga bangunan di Situs Kucur ini merupakan tempat pemujaan zaman Majapahit. Itu terlihat dari adanya batu Yoni di lokasi tersebut. Yoni ini identik dengan agama Hindu beraliran Siwa.
Selain itu, terdapat juga temuan 10 batu umpak besar berukuran 65x60x55 cm. Sedangkan ukuran bata merah kuno yang membentuk struktur memiliki dimensi 34x24x9 cm. Dimensi bata merah kuno tersebut merupakan karakter struktur bangunan era Majapahit.
"Dengan adanya Yoni ini menunjukkan unsur keagamaan. Salah satunya tempat ibadah atau tempat pemujaan. Dengan begitu sudah kita ketahui, bahwa bangunan ini berlatar Hindu Siwa," pungkasnya Ichwan.(*)