JATIMTIMES - Demonstrasi besar-besaran yang direncakan ribuan buruh Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan pada Rabu (06/10/2021) ini urung dijalankan lantaran mendapatkan surat peringatan dari kepolisian.
Aksi buruh PDP yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pekerja Antar Kebun (FK-PAK) itu sebagai bentuk kekecewaan serta penolakan mereka terhadap hasil seleksi tiga nama direksi yang bakal dilantik oleh Bupati Jember.
Baca Juga : 12 Jabatan Kepala OPD Kosong, Pemkot Blitar Segera Lakukan Lelang Terbuka
Sehari sebelumnya, Pemkab Jember mengundang FK-PAK untuk audiensi setelah mendengar akan ada unjuk rasa buruh. Namun, dalam pertemuan yang dipimpin Wakil Bupati Gus Firjaun tersebut tidak ditemukan solusi, alias buntu.
Gus Firjaun dalam kesempatan itu meminta maaf terkait tidak adanya tanggapan dari pihak pemerintah atas permintaan audiensi oleh FK-PAK yang telah dilayangkan sampai tiga kali.
Bupati disebut-sebut mengabaikan permintaan audiensi tersebut lantaran enggan bertemu para buruh. Namun, Gus Firjaun menyanggahnya, dan lebih mengarah ke persoalan teknis.
"Bisa jadi sudah disampaikan ke bupati tapi karena menumpuknya agenda jadi lupa. Sama seperti WhatsApp, satu belum dibalas akhirnya numpuk-numpuk jadi lupa karena yang di tandatangani bupati itu ratusan. Bisa jadi ini terlepas, saya yakin tidak ada niat (bupati) untuk mengabaikan," jelasnya.
Terkait urungnya demonstrasi para buruh, Ketua FK-PAK Dwiagus Budianto menyatakan, unjuk rasa sementara ditunda karena pihak kepolisian tidak menerbitkan izin terlebih saat ini Jember berada dalam PPKM level 3. Namun, aksi turun ke jalan diganti dengan mogok kerja di semua sektor kebun milik PDP Kahyangan.
"Sebagai ganti demo kami buruh melakukan mogok kerja 1 hari," ucapnya.
Soal ketiga nama calon direksi, kata Dwiagus, pihaknya pesimis nama yang dipilih panitia seleksi tersebut bisa mengangkat perusahaan karena melihat latar belakang yang tidak pas.
Untuk diketahui ketiga calon direksi tersebut adalah, Sofyan Tsauri dengan rekam jejak seorang Kapten atau Nakhoda sebuah kapal pelayaran sebagai Direktur Utama. Ismail Haqqi mantan karyawan PG Semboro sebagai Direktur Produksi dan Lenny Puspita Sari sebagai Direktur Umum dan Keuangan.
Baca Juga : Malam Spesial Ngaji Rutin PW MDS Rijalul Ansor Jatim, Sambut Maulid Nabi dan Hari Santri
Menurut Dwiagus, ketiganya tidak memiliki latar belakang yang sesuai dengan pengelolaan perkebunan.
Lebih lanjut Dwiagus menyayangkan, Bupati Jember tidak melibatkan direksi PDP Kahyangan periode sebelumnya atau perwakilan buruh dalam proses perekrutan direksi baru. Padahal, yang tahu isi di dalam PDP Kahyangan adalah direksi lama dan para buruh.
"PDP ini bisa dikatakan kondisinya tidak sehat, ibarat orang sakit perlu dokter spesialis. Kalau latar belakang saja tidak sesuai bagaimana?. Seperti statemen bupati yang bilang ada pakta integritas yang menyebut jika (direksi baru) tidak mampu bakal mengundurkan diri. Ini perusahaan sakit jangan dibuat coba-coba," tandasnya.
"Kami tidak mempermasalahkan siapa pun memimpin PDP tetapi setidaknya dia memiliki kompetensi di bidangnya yakni perkebunan, tidak seperti nama-nama yang sudah muncul itu," imbuhnya.
Dwiagus berharap, sebelum ketiga calon direksi dilantik, bupati bisa memberikan ruang komunikasi dua arah dengan perwakilan buruh.
"Ya minimal kami diberikan kesempatan untuk menyampaikan kondisi PDP seperti apa, sehingga direktur utama pengganti ini betul-betul orang yang tepat. Kami harap bupati mempertimbangkan dulu, karena kalau dipaksakan akan membuat internal PDP tidak kondusif," urainya.