JATIMTIMES-Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar mendampingi lembaga pendidikan untuk mengelola sampah organik. Tim melakukannya di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kanigoro 3, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.
Tim dari Unisba Blitar beranggotakan Ida Putriani (Prodi PGSD), Eva Nurul Malahayati (Prodi Biologi), dan Mar’atus Sholihah (Prodi Biologi). Pendampingan di SDN Kanigoro 3 dilaksanakan pada Sabtu (18/9/2021). Kegiatan ini disambut sangat baik oleh siswa siswi yang menjadi peserta pelatihan.
Baca Juga : Bupati Rini Akan Buka Tempat Wisata Jika Kabupaten Blitar Berstatus PPKM Level 1
Menurut Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat FKIP Unisba Blitar, Mar’atus Sholikah, kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini dilaksanakan untuk mendorong terciptanya pengelolaan sampah organik. Gerakan ini diharapkan akan dapat mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan di SDN Kanigoro 3.
“Saya dan tim terdorong untuk melaksanakan PKM ini dengan tujuan untuk mengubah pola pikir siswa dan tenaga pendidik di lingkungan pendidikan tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup, meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah, serta meningkatkan nilai tambah dari sampah tersebut,” kata Mar’atus.
Dalam pendampingan ini, Tim PKM dari Unisba Blitar memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos padat dan cair dari sampah yang ada di sekolah. Pembuatan pupuk meliputi pupuk kompos dari daun kering dan MOL (Mikroorganisme Lokal). Pelatihan ini diikuti oleh siswa siswi SDN Kanigoro 3.
“Kegiatan ini dilakukan bukan semata mengurangi sampah secara kuantitas, namun juga mendukung program pengolahan sampah sebagai program lanjutan keadiwiyataan SDN Kanigoro 3 yang sudah maju ke tingkat provinsi,” tukasnya.
Baca Juga : Buruan Belanja, September Ceria di Graha Bangunan Banjir Diskon
Lebih dalam Mar’atus menyampaikan, program ini diharapkan dapat membekali dan memotivasi siswa siswi SDN Kanigoro 3 untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk organik secara mandiri. Baik di lingkungan rumah maupun sekolah.
“Kami berharap dengan pelatihan ini siswa bisa membuat pupuk organik secara mandiri. Pembuatan pupuk dari sampah organik yang ada di sekolah ini menggunakan teknik sederhana yang ebih cepat dan mudah diterapkan karena menggunakan bahan yang mudah ditemui siswa,” pungkasnya.