JATIMTIMES - Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (Unisma) terus memantapkan kurikulum dan Manajemen Pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Hal itu dilakukan salah satunya dengan secara kontinyu menggelar Focus Group Discussion (FGD) berbobot.
FGD yang diselenggarakan tersebut bertajuk "Reorientasi Kurikulum Dan Manajemen Pembelajaran Berbasis MBKM Dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa". Hal ini sebagai aktivitas lanjutan dari Program Implementasi MBKM yang telah dilakukan sebelumnya.
Baca Juga : Dispertapa Pemkab Blitar Beri Pembekalan Pola Kemitraan dan Analisis Usaha Tani ke Petani Desa Ngrejo
Dekan FEB Unisma Nur Diana SE MSi menjelaskan, ini merupakan respon adanya kurikulum MBKM yang memberikan hak kepada mahasiswa selama 3 semester untuk mengikuti 9 program MBKM. Program tersebut, yaitu student exchange, magang, studi independen, proyek desa, asistensi mengajar, entrepreneurship, proyek penelitian, proyek kemanusiaan dan bela negara.
"Kurikulum merupakan “ruh” pendidikan yang harus dievaluasi secara inovatif, dinamis, dan berkala sesuai dengan perkembangan zaman dan iptek serta kompetensi yang diperlukan masyarakat dan pengguna lulusan. Perubahan kurikulum dengan demikian menjadi keniscayaan," jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskannnya, Permedikbud No 3 Tahun 2020 berbarengan dengan kebijakan MBKM dengan 9 Program Merdeka Belajar menuntut reorientasi kurikulum secara mendasar. Di samping itu, perguruan tinggi dihadapkan pada tantangan revolusi industri 4.0 dan masalah pandemi yang menuntut manusia untuk harus beradaptasi dengan kemampuan literasi baru, meliputi literasi data, teknologi dan manusia yang berporos kepada berakhlak mulia.
Dalam FGD tersebut, menghadirkan Prof Dr Dian Agustia SE MSi Akt CA yang merupakan Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik Pusat dan Dekan FEB Universitas Airlangga Surabaya.
Dalam paparannya, pihaknya menyampaikan bahwa ada hal-hal yang merubah kondisi perguruan tinggi dan yang berhubungan dengan Kampus MBKM. Di antaranya, revolusi industri 4.0 dan pandemi Covid-19 yang memperkuat adanya teknologi informasi sehingga pembelajaran saat ini masih berjalan secara daring sejak 2020. Dengan perubahan ini, mau tidak mau perguruan tinggi bertransformasi dan bergerak.
Perguruan Tinggi mengikuti suatu ancaman lalu mengubah menjadi suatu kesempatan pada saat mendesain ulang kurikulum, sehingga mahasiswa yang lulus memiliki soft skill dan hard skill yang sesuai dengan kebutuhan.
Baca Juga : Kembangkan Wilayah Perkotaan, Bupati Jember Wacanakan Jalur One Way Masuk Kota
Pihaknya juga menyampaikan, tentang Prakarsa 6.1 dari IAI dalam menyongsong Program Kampus Merdeka. Prakarsa 6.1 IAI dalam Program Kampus Merdeka yaitu membekali akuntan dengan keahlian kompetensi mutidisipliner, kemampuan metaanalitical, kemampuan social, menyesuaikan kurikulum pendidikan akuntansi yang mengakomodir perkembangan bisnis dan disrupsi bisnis.
IAI sebagai ujung tombak rejuvenating the profession, mengkampanyekan profesi akuntansi sebagai agen of thrust penjaga laporan keuangan, bekerjasama dengan pemangku kepentingan lainnya.
"Mengukuhkan integritas dan praktik profesi lainnya dan perlindungan hukum profesi akuntan, pengguna jasa akuntan professional serta pengguna laporan keuangan” pungkasnya.