JATIMTIMES - Kisah ini merupakan kisah raja yang terpotong jari dan pelayanan yang setia. Dahulu terdapat seorang raja yang mempunyai pelayan. Dan dalam sebuah kesempatan, ia selalu berkata, "Yang mulia jangan khawatir, karena segala sesuatu yang dikerjakan Allah adalah sempurna. Allah SWT tak pernah salah".
Dan pada suatu hari, mereka pergi berburu. Saat itu tiba-tiba terdapat seekor binatang buas yang kemudian menyerang sang raja. Sigap, pelayan tersebut kemudian segera memberikan perlindungan kepada sang raja dan langsung membunuh binatang buas tersebut.
Baca Juga : Zaid bin Tsabit, Anak Cerdas Sang Penerjemah dan Penulis Wahyu Rasulullah
Meskipun begitu, pelayan tersebut tidak bisa mencegah rajanya dari kehilangan jari tangannya. Geram dengan apa yang dialami, dimana jari tangannya terputus, raja tersebut kemudian justru berkata, "Kalau Allah SWT itu baik, saya tidak akan diserang oleh binatang buas dan kehilangan satu jari saya".
Pelayan tersebut kemudian menjawab,"Apapun yang terjadi kepada yang mulia, percayalah bahwa Allah itu baik dan apapun yang dikerjakannya adalah sempurna, Allah Tidka pernah salah".
Mendengar perkataan pelayanan, raja tersebut tersinggung. Sekembali dari hutan, raja kemudian memerintahkan pengawalnya untuk memenjarakan si pelayan. Meski di penjara, pelayan tersebut terus mengulangi perkataannya. "Allah SWT adalah baik dan sempurna adanya".
Sang raja kemudian berburu sendiri. Karena ia pergi terlalu jauh masuk ke dalam hutan, sang raja mendapatkan masalah. Raja itu kemudian ditangkap oleh orang-orang primitif di hutan.
Orang-ornag primitif yang menangkap raja tersebut, merupakan orang-orang yang suka menggunakan manusia sebagai persembahan. Setelah itu, sang raja kemudian diletakkan diatas altar persembahan. Disitu, kemudian orang-orang primitif mengetahui jika sang raja tidak memiliki jari yang lengkap.
Orang-orang primitif kemudian melepaskan raja tersebut karena dianggap tidak sempurna untuk dipersembahkan dewa mereka. Sepulang ia dari hutan dan saat di istana, raja tersebut kemudian memerintahkan pengawalnya untuk melepaskan pelayanannya dari tahanan.
Raja tersebut kemudian berkata kepada pelayan tersebut, "Teman, Allah SWT sungguh baik kepadaku. Aku hampir saja dibunuh oleh orang primitif. Namun karena jariku tidak lengkap, mereka melepaskanku. Tapi aku punya satu pertanyaan untukmu. Kalau Allah SWT baik, mengapa Allah SWT membiarkanku memenjarakanmu?".
Baca Juga : Kota Surabaya di Hati, Pemkot Terima Bantuan Ribuan Sembako dari Mayapada Group
Sang pelayan tersebut kemudian menjawab, "Yang mulia kalau saja Baginda tidak memenjarakan saya, Baginda sudah pasti mengajak saya berburu dan saya sudah pasti dijadikan kurban oleh orang-orang primitif. Sebab, semua anggota tubuh saya masih lengkap, semua yang dikerjakan Allah adalah sempurna. Allah SWT tak pernah salah".
Seringkali manusia mengeluh mengenai hidup, dan pikiran negatif pun membunuh pikiran manusia yang positif. Marilah berpikir positif dan percayalah akan ada kebaikan Allah setiap saat.
Allah SWT berfirman, "Yang menjadikan mati dan hidup supaya dia menguji kamu siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya dan dia maha perkasa lagi maha pengampun" (QS Al Mulk).
Maut adalah Makhluk. Ibnu Katsir mengatakan bahwa dari ayat ini menunjukkan kalau maut itu adalah sesuatu yang ada dan dia adalah makhluk. Tugas manusia hanyalah mengimani maut dan hayat walaupun keduanya tidak nampak, yaitu perkara gaib. Seorang mukmin adalah seorang yang beriman kepada perkara yang gaib.