JATIMTIMES - Sejumlah warga di Desa Jebung Kidul, Tlogosari menduga PDAM Bondowoso menjual air dengan skala besar kepada perusahaan tembakau hidroponik di Lombok Kulon, Wonosari. Imbasnya, penduduk Kecamatan Tlogosari yang dekat dengan sumber mata air mengalami kekurangan pasokan air.
"Ini hanya praduga ya. Saya sudah ngomong ke Kaunit, agar mau membagi waktu. Malam buat kita, siang untuk daerah lain. Tetapi dia bilang jangan ada yang dikorbankan. Tetapi praktiknya, selama ini kami yang dikorbankan," ungkapnya kesal.
Baca Juga : Kalut tidak Punya Laptop, Mahasiswa di Malang Mau Terjun dari Jembatan
Pihaknya meyakini air dialirkan ke perusahaan. "Dugaan saya seperti itu. Kenapa tidak mau dibagi waktu. Tapi tuntutan sekarang bersama warga, kapan pun buka kran, air sudah mengalir," harapnya.
Adnan mengeluh karena hampir setiap hari air PDAM macet. Sepulang atau ketika akan berangkat kerja ia mengaku kesulitan untuk mandi karena air tidak mengalir sama sekali.
Ia mengaku sempat berkomunikasi dengan petugas PDAM unit Tlogosari sekitar 15 Agustus lalu. "Kami betul-betul butuh air. Masak kami mandi di sungai," katanya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu (1/9/2021).
Menurutnya, air PDAM selama ini sama sekali tidak mengalir. Kalaupun mengalir malam hari, itu pun harus ditunggui. "Kita kan pagi siang capek kerja. Malam hari masak harus nunggoni (menunggu) air. Hanya sekedar untuk minum dan masak. Itupun tidak cukup," paparnya.
Pihaknya pun sempat mendatangi petugas di PDAM unit Tlogosari. Memang ketika didatangi petugas, airnya mengalir tetapi tetap kecil. "Kalau didatangi baru mengalir. Kalau tidak didatangi tidak mengalir, kita yang menjadi korban. Akhirnya kita ngadu ke DPRD," jelasnya.
Menurutnya, usai mengadu ke DPRD dalam hal ini Fraksi PKB kemarin lusa. Direktur PDAM dikabarkan mau turun lapangan. "Tetapi tidak datang. Katanya direkturnya datang ke orang yang tidak ikut ke DPRD. Itu pun baru sebentar dan tidak menemui warga yang mengadu ke DPRD," jelasnya.
Menurutnya, total ada sekitar 80 lebih pelanggan di Desa Jebung Kidul RT 1 dan RT 2 yang terdampak macetnya air PDAM. "Airnya kayak gitu (tidak lancar) rekening tetap jalan. Tagihan tetap sama. Biasanya nol sampai 10 kubik dihitung 10 kubik. Padahal kita makanya di bawah 10 kubik," jelasnya.
Menurutnya, permasalahan air PDAM tersebut sebenarnya sudah terjadi tiga tahun terakhir atau sejak Tahun 2019 lalu. "Ya permasalahannya air tidak lancar," imbuhnya.
Baca Juga : Lagi, Yatim Piatu di Bondowoso Dapat Jaminan Pendidikan Gratis hingga Kuliah
Menurutnya, sampai hari ini tidak ada ada perubahan atau tidak normal. "Kalau siang tidak ada aliran air sudah terbiasa. Setelah Kepala Unitnya mau turun baru ngalir. Setelah tidak turun air tidak mengalir," jelasnya.
Sementara Kepala Bagian Langganan PDAM Bondowoso, Cipto Kusuma mengatakan, sudah ada tindak lanjut. Bahkan bagian teknik baik perencanaan, pemeliharaan dan satuan pengawas intern (SPI) bersama DPRD sudah turun lapangan.
Menurutnya, aliran air tersebut berasal dari Sumber Balen. Kemudian dialirkan ke sejumlah kecamatan. Diantaranya Pujer dan Tlogosari. "Yang sering kita dapatkan karena ada sumbatan dan kebocoran pipa. Itu salah satu penyebab sehingga debit air ke bawah menjadi kecil. Hampir setiap hari kita membenahi di sana," paparnya.
Menurutnya, kerusakan atau kebocoran tersebut disebabkan oleh pengambilan air secara ilegal oleh warga. "Kita sudah himbauan, sudah kita laksanakan. Memang banyak pengambilan air tidak secara teknis," imbuhnya saat dikonfirmasi.
Menurutnya, untuk di Kacamata Tlogosari ada 1.150 pelanggan. Untuk Desa Jebung Kidul kata dia, ada sekitar 300 pelanggan. Pihaknya memastikan, PDAM Bondowoso tidak punya pelanggan perusahaan di desa tersebut. "Kalau perusahaan berarti kita punya pelanggan yang golongannya industri. Sejauh ini tidak ada," paparnya saat dikonfirmasi terkait aliran air PDAM di Kecamatan Tlogosari.