MALANGTIMES - Berkunjung ke Masjid Baitul Makmur, Gerakan Rumah Ibadah Bergerak terus berlanjut, Jumat (20/8/2021). Tepatnya, di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran, Jl. Bareng Kartini Gg 3/G Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Agenda kali ini merupakan agenda kelima yang dilakukan tim Rumah Ibadah Bergerak di Kota Malang.
Pada kunjungan kali ini, tim Rumah Ibadah Bergerak yang turut hadir adalah Soetopo Dewangga, Sekda LIRA Malang Raya Dito Arief, Koordinator Pengaduan Pelayanan Publik Malang Raya Sudarno, tokoh perempuan Malang Laily Fitriyah Liza Min Nelly, Info Malang Raya (IMR) Dyah Arum Sari, Direktur JatimTIMES Lazuardi Firdaus dan General Manager (GM) JatimTIMES Heryanto.
Baca Juga : Pemkab Malang Siapkan 100 Tabung Oksigen untuk Penanganan Covid-19
Kedatangan tim Rumah Ibadah Bergerak di PPIQ Darul Hidayah langsung disambut oleh lantunan merdu ayat suci Al Quran dan Sholawat dari para santri. Sambutan ramah juga diterima dari Pengasuh PPIQ Darul Hidayah, Hisa Al Ayyubi.
Menurut pria yang akrab disapa Gus Hisa ini, gerakan Rumah Ibadah Bergerak ini perlu untuk diapresiasi. Terutama di tengah pandemi Covid-19 ini, setidaknya Masjid bisa memberi peran lebih selain sebagai tempat ibadah. Hal itu pula yang selama ini ia lakukan di PPIQ Darul Hidayah.
"Jadi kegiatan Rumah Ibadah Bergerak ini sangat luar biasa sekali. Karena, tempat inilah (Masjid) yang bisa mengantisipasi atau membendung yang namanya Covid-19 ini," ujar Gus Hisa ditemui di sela acara.
Selain itu menurutnya, memang sudah sepatutnya bahwa Masjid tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah. Namun juga difungsikan untuk kemaslahatan umat. Artinya, harus dapat berkontribusi terkait dampak sosial yang terjadi di sekitar Masjid. Termasuk dampak Covid-19.
"Dari sinilah kami bahu-membahu. Kami beri support, kami beri semangat dari sini. Karena apa, ketika ada warga yang isoman (isolasi mandiri) pun jadi cepat sembuh. Kami telepon gantian, kami tanya kepingin apa, juga lalu kami kirim.
Menurutnya, hal itu juga sesuai dengan konsep Masjid oleh Nabi Muhammad SAW. Gus Hisa menjelaskan, ada tiga konsep tentang Masjid menurut Nabi Muhammad SAW. Yakni masjid sebagai tempat ibadah, tempat diskusi dan tempat istirahat.
"Kunci mencegah Covid-19 itu adalah jaga imun, jaga iman dan istiqomah dalam sodaqoh," pungkas Gus Hisa.
Sementara itu, Walikota Malang Sutiaji yang turut hadir dalam kegiatan Rumah Ibadah Bergerak kali ini juga menyempatkan untuk memberikan beberapa amanat dan arahannya. Menurutnya, gerakan ini merupakan gerakan dakwah. Dimana yang melatarbelakangi adalah perubahan-perubahan sosial yang muncul akibat Covid-19.
"Dari masjid, kita akan gerakkan bagaimana mencerdaskan masyarakat. Dan gerakan ini harus terus dilakukan bersama masyarakat. Dan memang harus ada upaya untuk menghindarinya," ujar Sutiaji.
Menurut orang nomor satu di Pemerintah Kota Malang ini, gerakan tersebut juga menjadi upaya ikhtiar dalam mencegah penularan Covid-19 agar tidak semakin meluas. Ia menyebut, hal ini perlu dilakukan, mengingat dalam beberapa waktu terakhir, sebaran Covid-19 sempat meningkat. Dan tentunya harus tetap diwaspadai.
Baca Juga : Krisdayanti Pantau Vaksinasi 1.000 Dosis di Kota Batu, Utamakan Kota Kelahirannya
"Konsep (Rumah Ibadah Bergerak) ini, harus bisa memviralkan kebaikan. Termasuk, kebaikan dengan menggunakan masker. Harapannya, masjid tetap dibuka dan tidak ada ketakutan dari masyarakat. Karena sudah diyakinkan dengan penerapan prokes yang disiplin. Tempat cuci tangan dan lainnya. Saya yakin, gerakan ini mampu menjadi pemicu bagi masyarakat untuk turut berbuat baik," pungkasnya.
Sebagai informasi, adapun sejumlah bantuan yang disalurkan dalam Gerakan Rumah Ibadah Bergerak yang keempat ini adalah mie instant, 1 kuintal beras, 20 kilogram telur ayam. Serta beberapa alat kesehatan (alkes) seperti tabung oksigen dam oximeter.
Seperti diketahui, Program Rumah Ibadah Bergerak ini merupakan gerakan yang di motori oleh JatimTIMES dalam membangun kesadaran untuk menghadapi covid-19 yang sudah banyak memakan korban jiwa.
Selama ini, rumah ibadah selalu menjadi sasaran tembak ketika ada kegiatan pemerintah dalam mengatasi covid-19. Masjid, gereja, pura, vihara, ataupun klenteng selalu diminta untuk ditutup. Sebab tempat-tempat ibadah ini dianggap sebagai salah satu pusat persebaran covid-19.
Padahal, dengan sumberdaya yang dimiliki, kultur kuat, dan ikatan emosional yang lekat dengan masyarakat, tempat ibadah bisa menjadi subyek dalam mengatasi pandemi. Mulai dari membangun kesadaran masyarakat untuk menegakkan protokoler kesehatan (prokes), memberdayakan ekonomi warga, hingga mengatasi problem kesehatan warga sekitar tempat ibadah.
Munculnya konsep memberdayakan masjid ini turut serta didukung oleh beberapa aktivis sosial di Malang. Yakni mantan rektor Universitas Brawijaya (UB) yang juga pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh Prof. Muhammad Bisri, Soetopo Dewanggo, Laily Fitriyah Liza Min Nelly, Koordinator Pengaduan Pelayanan Publik Malang Raya Sudarno, serta Direktur JatimTimes Lazuardi Firdaus yang merupakan penggagas gerakan ini.
Gerakan memberdayakan masjid ini kemudian mendapatkan dukungan penuh dari Koordinator Lira Malang Raya Muhammad Zuhdy Achmadi, akademisi UIN Maulana Malik Ibrahim Zaenal Habib, pengusaha Agus Susanto maupun beberapa pihak lainnya.