BANYUWANGITIMES- Puluhan pelaku dan pekerja seni budaya Banyuwangi menggelar aksi damai di depan kantor Pemkab Banyuwangi menuntut pemerintah memberikan solusi yang bijak. Setelah hampir dua tahun sejak awal pendemi Covid 19 mereka praktis tidak bisa mencari nafkah untuk menghidupi anak istri dan keluarga.
Menurut Ajojink Huda, salah seorang peserta aksi damai kegiatan yang dilakukan tidak ada yang mengompor-ngompori.
Baca Juga : Harapan Suwarno, Pelaku Usaha Pembuat Mesin Pengrajin Bambu
“Tujuan kami seniman Banyuwangi itu satu yaitu ingin ada sedikit pandangan dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengenai profesi seniman. Keberadaan para seniman ini betul-betul bisa mengharumkan nama Banyuwangi dalam dunia seni budaya,” jelasnya kepada sejumlah wartawan di TMP Wisma Raga Satria Banyuwangi Kamis (05/08/2021).
Selanjutnya dia menuturkan tujuan para pelaku dan pekerja seni ingin menemui wakil-wakil yang ada di Pemkab maupun yang ada di DPRD Banyuwangi untuk mengetuk hati para pengambil kebijakan paling tidak ada perjuangan dari mereka, ada sedikit kompensasi yang diberikan untuk para seniman dan budayawan Banyuwangi yang jumlahnya ribuan.
“Sejauh ini mulai dari awal lockdown demonstrasi yang pertama sampai detik ini tidak ada kompensasi yang diberikan. Cuman yang pertama itu kami sempat dibuatkan standar operasional prosedur (SOP) untuk menggelar pentas seni budaya. Namun hal tersebut belum bisa terealisasi di lapangan karena situasi dan kondisinya berubah,” imbuh Ajojink.
Dengan adanya PPKM level empat yang Banyuwangi masuk dalam kategori zona merah para seniman Banyuwangi belum mendapatkan apa-apa. SOP yang diberikan oleh Satgas Penanganan Covid 19 Banyuwangi sudah tidak berlaku lagi.
Lebih lanjut MC Melon Music itu menambahkan tuntutan pelaku dan pekerja seni budaya, bupati atau para pembuat kebijakan bisa menemui mereka supaya uneg-uneg dari teman-teman seniman itu bisa tersampaikan. Supaya pejabat dan wakil rakyat melirik, melihat dengan hati yang jernih sekaligus bisa memberi harapan pelaku dan pekerja seni budaya untuk bisa bekerja untuk menghidupi anak istri dan keluarga.
Sementara salah seorang penyanyi dan pencipta lagu Banyuwangi, Demmy mengatakan, selama adanya aturan ketat mulai PSBB hingga PPKM level 4 saat ini, para seniman Banyuwangi tak bisa berbuat banyak, kecuali hanya bisa mentaati aturan pemerintah tersebut.
Baca Juga : Calon Paskibraka Banyuwangi Mulai Masuk Pemusatan Latihan
Padahal kata dia, selama adanya aturan ketat ini, para seniman tidak memiliki pemasukan atau pendapatan sama sekali. Sebab tidak jarang orang yang mau mengundang penyanyi dan kelengkapan hajatan lainnya, banyak yang membatalkan. Alasannya karena ada yang aturan ketat pihak yang punya hajatan pada akhirnya tidak berani menggelar acara tersebut.
“Jangankan kerja mas, gerak saja kita tidak bisa, saat ini kita tidak bisa berbuat banyak," jelasnya, Kamis (05/08/21).
Sehingga menurutnya, para seniman mampu bertahan hidup saja pada saat kondisi ekonomi seperti ini sudah bersyukur.
“Kami tidak meminta bantuan kepada pemerintah daerah, tetapi berilah kami solusi yang terbaik. Salah satunya memberi kelonggaran untuk bisa bekerja dengan catatan tetap disiplin memperhatikan dan mematuhi protokol kesehatan, sehingga kami bisa kembali mengais rejeki," pungkasnya.