JEMBERTIMES – Aksi rebut jenazah dan perusakan mobil ambulan milik Rumah Sakit Bina Sehat saat mengantar jenazah pasien Covid -19 di Dusun Sukmoilang, Desa Pace, Kecamatan Silo, Jember oleh ratusan warga pada Jumat (23/7/2021) lalu, terus ditindaklanjuti oleh pihak Polres Jember.
Sedikitnya sudah ada sekitar 13 warga diperiksa untuk dimintai keterangan terkait seputar peristiwa tersebut. Hal ini diakui oleh salah satu tokoh masyarakat desa Pace Silo KH Farid Mujib (Ra Farid) yang ikut dimintai keterangan sebagai saksi di Mapolres Jember, Rabu (28/7/2021).
Baca Juga : RS Penuh, Ibu Hamil 7 Bulan di Kota Malang Meninggal Dunia
“Ada 10 orang yang bersama saya hari ini diperiksa dan dimintai keterangan oleh polisi. Kemarin 3 orang yang diperiksa. Ya kami ditanya soal kronologi kejadian itu, dan saya ceritakan, jika saat itu kondisi jenazah di dalam peti posisinya tengkurap dan banyak darah yang keluar,” ujar Ra Farid saat memberikan keterangan usai menjalani pemeriksaan di Mapolres Jember.
Ra Farid juga menceritakan, saat melihat kondisi jenazah dalam peti tengkurap dan banyak keluar darah, ada warga yang tidak bertanggung jawab menghembuskan isu kalau organ tubuh ada yang hilang. Hal ini yang dianggapnya menjadikan warga tersulut dan melakukan perusakan terhadap mobil ambulan.
“Saya tidak tahu siapa yang menghembuskan kalau ada organ tubuh jenazah yang hilang. Karena situasi sudah mulai tidak terkendali, saya datang dan melihat untuk memastikan isu tersebut. Ternyata organ tubuh jenazah utuh. Lalu jenazah kami mandikan ulang dan dimakamkan biasa (tanpa prosedur Covid-19),” ujar Ra Farid.
Ra Farid juga menyesalkan adanya provokasi warga yang tidak tabayyun dulu terhadap kondisi jenazah. “Saya sangat menyesalkan adanya provokasi warga yang menyatakan kalau organ tubuh jenazah ada yang hilang tanpa melakukan tabayyun,” ujar Ra Farid.
Ketika ditanya soal kondisi jenazah yang terkonfirmasi Covid-19, Ra Farid tidak menampik jika hasil swab PCR jenazah warga tersebut hasilnya positif. “Kalau hasil PCR positif. Tapi tetap dimakamkan biasa oleh warga malam itu juga dan tidak protokol kesehatan,” jelas Ra Farid.
Namun saat ini kondisi di lingkungaanya sudah mulai kondusif, dan pihaknya berharap kejadian ini tidak terulang lagi, “Alhamdulillah kondisi desa kami saat ini sudah kondusif, dan tidak ada apa-apa’” ujarnya.
Sementara pihak Polres Jember belum memberikan keterangan resmi terkait pemeriksaan warga Desa Pace yang melakukan perusakan ambulan. Namun Kasatreskrim Polres Jember AKP Komang Yogi Arya Wiguna mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan penyidikan.
“Belum-belum ada tersangka. Kami masih melakukan penyelidikan ini,” ujarnya.
Sedangkan pihak Rumah Sakit RS Bina Sehat pada kesempatan lain memberikan keterangan terkait jenazah warga Desa Pace Silo tersebut. Menurut drg Yunita selaku Direktur RS Bina Sehat, bahwa jenazah pasien laki-laki dengan inisial MH warga Desa Pace Silo sebelumnya terkonfirmasi Positif Covid-19. Kemudian saat meninggal pemulasarannya dilakukan sesuai protokol kesehatan.
"Karena terkonfirmasi positif Covid-19, maka proses pemulasarannya menggunakan protokol kesehatan. Bahkan pihak keluarga juga menyaksikan, bagaimana proses yang dilakukan, juga telah sesuai dengan syariah agama Islam," ujar Yunita.
Baca Juga : Kapolres Ngawi Bagikan 50 Paket Beras dan Masker ke Pemulung di TPA Desa Selopuro
Setelah dilalukan proses pemulasaran, Yunita menyebutkan, bahwa jenazah langsung diantar dengan menggunakan mobil jenazah ke lokasi pemakaman.
"Pemberangkatan jenazah dari rumah sakit ke tempat pemakaman menggunakam mobil jenazah yang juga beriringan dengan kendaraan milik kepolisian dan BPBD Jember. Saat hampir mendekati lokasi, mobil kami dihadang oleh banyak massa," jelasnya.
Penghadangan yang dilakukan, diduga untuk mengambil alih jenazah untuk dimakamkan. "Pada saat penghadangan dalam upaya pengambilan jenazah secara paksa mengakibatkan kerusakan pada kaca mobil. Sejatinya pihak keluarga dari jenazah masih berada di dalam mobil tersebut," ucap Yunita.
Yunita menambahkan, kerusakan yang terjadi pada mobil jenazah, diantaranya kaca mobil belakang pecah dan kontak mobil hilang karena dirampas dan dibuang oleh warga.
"Akibat kunci mobil hilang, mobil jenazah yang akan kembali ke rumah sakit masih menunggu kunci cadangan," terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya video warga melakukan perusakan mobil ambulan viral di media. Bahkan dalam video tersebut, beberapa warga juga menuliskan caption jika organ ginjal dan mata jenazah tidak ada. Di mana, caption atau info adanya jual beli organ tubuh pada jenazah tersebut adalah hoax.