MALANGTIMES - Kabar terbaru muncul dari kontestasi Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang periode 2021-2025. Setelah melalui proses panjang dalam mekanisme Pilrek, mulai dari pendaftaran dan penjaringan calon, penilaian dari senat, seleksi dan penilaian di panitia seleksi di Kemenag, kini UIN Maliki Malang telah memiliki pimpinan baru.
Wakil Rektor 1 Bidang Akademik, Prof Zainuddin yang maju pada Pilrek periode 2021-2025, telah lolos seleksi dan penilaian oleh tim pansel. Meskipun sebelumnya langkah Prof Zainuddin sempat terganjal dengan sunter diberitakan terkait dugaan kasus plagiasi, namun akhirnya ia terpilih dan dilantik oleh Menteri Agama sebagai Rektor UIN Maliki Malang, periode 2021-2025.
Baca Juga : Bocah Linglung Ditemukan di Tulungagung, Ngakunya Lari dari Pondok Pesantren
Perihal kabar telah dilantiknya ia sebagai Rektor baru UIN Maliki Malang, dibenarkan langsung Prof Zainuddin. Dihubungi melalui sambungan telfon, ia membenarkan jika telah dilantik.
"Iya, sudah (telah dilakukan pelantikan sebagai Rektor UIN Maliki Malang periode 2021-2025)," ungkapnya saat dihubungi, (28/7/2021).
Namun meskipun begitu, pihaknya belum bisa memberikan penjelasan lebih lanjut perihal pelantikannya maupun strategi ke depan dalam menahkodai UIN Maliki Malang.
"Lain kali ya. Maaf sama Pak Menteri nggak boleh (berkomentar dulu), sudah dipeseni (mendapatkan arahan dari menteri)," beber pria berkacamata itu.
Sementara itu, salah satu tokoh yang turut membesarkan UIN Maliki Malang, Prof Imam Suprayogo turut membenarkan kabar tersebut saat dihubungi melalui WhatsApp. "Saya dengar begitu. Saya karena sudah pensiun tidak ngikuti," jelasnya.
Baca Juga : Dinsos Kota Malang Salurkan Bantuan Uang Tunai Rp 900 Ribu untuk 110 Difabel
Seperti diketahui sebelumnya, jika Kontestasi Pilrek UIN Maliki Malang terisi dengan tujuh kandidat bakal calon Rektor. Ketujuh bakal calon tersebut yakni, Prof Dr Abdul Haris MAg, Prof Dr Suhartono MKom, Prof Dr Roibin MHI, Prof Dr M. Nur Yasin SH MAg, Prof M. Zainuddin, Prof Dr Umi Sumbulah, dan Prof Dr Bayyinatul Muchtarohmah.
Namun satu dari tujuh calon tersebut, yakni Prof Dr Nur Yasin mundur, sehingga menyisakan enam bakal calon yang kemudian diteruskan ke Pansel Kemenag untuk diseleksi dan kemudian ditentukan Rektor terpilih.
