INDONESIATIMES - Ratusan dokter junior di rumah-rumah sakit yang dikelola pemerintah di Malaysia telah melakukan aksi mogok kerja pada awal pekan ini. Ratusan dokter itu menuntut kondisi yang lebih baik di tengah pandemi virus Covid-19 yang semakin mengganas.
Melansir melalui AFP, dengan memakai pakaian serba hitam dan membawa slogan berbunyi 'kesetaraan gaji, kesetaraan hak, kesetaraan kesempatan' dan 'kami adalah spesialis masa depan Anda', para dokter ini menggelar aksi protes di berbagai fasilitas medis di Malaysia.
Baca Juga : Peningkatan Kasus Covid-19 Fluktuatif, Bupati Kediri Gelar Rapat Pembentukan Rumah Sakit Darurat Sementara
Para dokter yang terikat kontrak untuk jangka waktu tertentu itu menyebut perlakuan terhadap mereka lebih buruk dari staf tetap pemerintah, meskipun mereka berada di garis depan melawan pandemi Covid-19. Mereka mengeluhkan kurangnya keamanan kerja, tunjangan yang buruk dan sangat sedikit yang akhirnya ditawari posisi permanen.
"Kami ingin hak yang setara, untuk menjadi dokter permanen," tutur seorang dokter di rumah sakit pemerintah di luar Kuala Lumpur yang merawat pasien Corona.
"Kami pasti tidak akan ada di sini jika kami diperlakukan secara adil ... kami harus diapresiasi atas apa yang kami lakukan," ucap seorang dokter lainnya.
Laporan media lokal menyebut ratusan dokter berpartisipasi dalam aksi di berbagai wilayah Malaysia, namun sejumlah dokter juga mengeluhkan mereka diancam polisi dan staf senior rumah sakit terkait aksi tersebut. Para dokter junior yang ikut aksi protes menyebut sejumlah dokter senior telah mengambil alih tugas mereka saat unjuk rasa digelar, untuk memastikan perawatan para pasien agar tidak terancam.
Seperti diketahui, Malaysia saat ini tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19 yang dipicu oleh penyebaran varian Delta yang mudah menular. Otoritas setempat melaporkan lebih dari 1 juta kasus Covid-19 kini tercatat di Malaysia, sekitar 8.000 kematian.
Baca Juga : Aplikasi PeduliLindungi akan Jadi "Syarat" Masuk Mal dan Tempat Lain
Tercatat ada lebih dari 23.000 dokter kontrak di Malaysia, sekitar 45 persen dari total dokter dalam sistem layanan kesehatan masyarakat. Pekan lalu, pemerintah menyatakan pihaknya akan memperpanjang kontrak para dokter junior hingga 4 tahun dalam upaya mencegah protes, namun tidak menawarkan posisi permanen.
Penyelenggara aksi protes yang terjadi pada Senin (26/7/2021) kemarin waktu setempat mengkritik langkah pemerintah Malaysia itu 'berpandangan sempit'.