MALANGTIMES - Wali Kota Malang Sutiaji menyayangkan sikap warga RW 04 Kelurahan Bareng yang menolak rencana Pemkot Malang menjadikan hotel di Jalan Simpang Kawi untuk safe house susulan atau tempat isolasi terpadu (isoter).
"Saya mohonlah masyarakat memaklumi. Masa ada saudaranya meninggal dunia, dia menyelamatkan dirinya sendiri," ungkap Sutiaji kepada MalangTIMES.com, Jumat (23/7/2021) malam.
Baca Juga : BPJS Ketenagakerjaan Kediri Gelar Sosialisasi Manfaat Kepesertaan bagi Siswa Magang
Menurut dia, seluruh warga hidup bermasyarakat. "Mereka berpergian juga di komunitas yang lain, bukan hanya di RW itu saja. Tolong ini juga menjadi komitmen kita semua," imbuhnya.
Sutiaji pun menjelaskan bahwa hotel di Jalan Simpang Kawi itu diperuntukkan bagi pasien covid-19 yang telah menjalani isolasi selama sekitar 10 hari di safe house Jalan Kawi dan sudah tidak menunjukkan gejala klinis. "Klinisnya sudah membaik dan tidak ada efek sama sekali. Baru digeser ke guest house itu," katanya.
Penggunaan hotel di Jalan Simpang Kawi sebagai isoter tersebut bertujuan agar keterisian BOR (bed occupancy rate) di safe house Jalan Kawi dapat digunakan bergantian untuk pasien covid-19 lain yang harus segera mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Maka dari itu, orang nomor satu di Pemkot Malang ini pun menyayangkan jika ada penolakan masyarakat. "Jadi, kalau ada yang menolak terus, ini kan ya lucu. Ini sudah darurat, darurat sekali. Bagaimana kita berbagi. Ya menyadarkan kita semua lah," ungkapnya.
Sutiaji juga menjelaskan alasan dipilihnya hotel di Jalan Simpang Jawi sebagai tempat isoter. Dia beralasan karena lokasinya yang dekat dengan safe house Jalan Kawi.
"Karena aksesnya dari rumah isolasi Kawi, mereka yang sudah tidak punya gejala klinis tinggal menunggu saja. Karena kalau positif, isolasi selama 10 hari ditambah 4 hari. Lah yang 4 harinya ini yang kita geser ke sana (hotel isoter)," jelasnya.
Baca Juga : Melihat Aksi Petualangan Timothee Chalamet dalam Trailer Terbaru Dune
Sutiaji menambahkan bahwa ketersediaan BOR di hotel Jalan Simoang Kawi tersebut dapat menamoung setidaknya 80 orang untuk recovery atau pemulihan. "Kapasitas 80 (orang, red). Inggih kita tetap usahakan di sana," tandasnya.
Lebih lanjut, pemkot menargetkan setiap kecamatan memiliki tempat isoter agar BOR yang ada di safe house Jalan Kawi dan beberapa tempat penanganan lainnya dapat digunakan bergantian dengan antrean pasien covid-19 yang harus segera mendapatkan penanganan.
"Itu kan per kecamatan. Makanya tadi diminta per kecamatan ada. Kalau bisa ya per kelurahan. Monggo," pungkasnya.