INDONESIATIMES - Muhammadiyah telah merayakan milad atau ulang tahunnya yang ke 112 pada 8 Dzulhijah 1442 H atau 18 Juli 2021. Diketahui, Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi keagamaan terbesar yang tak bisa dilepaskan dari sejarah Indonesia.
Muhammadiyah didirikan pada 8 Dzulhijah 1330 Hijriah atau bertepatan dengan 18 November 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman, Yogyakarta. KH. Kala itu, Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah untuk mengembalikan umat Islam di Indonesia kepada ajaran berdasar pada Al-Qur'an dan Hadits.
Baca Juga : Sejarah Idul Adha, Alasan Disebut Lebaran Haji atau Hari Raya Kurban Lengkap Tata Cara Salat di Rumah
Sebagai organisasi Islam, Muhammadiyah juga memiliki mars yang berjudul 'Sang Surya'. Berikut lirik lagunya:
Sang Surya Tetap Bersinar
Shahadat Dua Melingkar
Warna Yang Hijau Berseri
Membuatku Rela Hati
Yaa Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad Junjunganku
Al Islam Agamaku
Muhammadiyah Gerakanku
Di Timur fajar Cerah Gemerlapan
Mengusik Kabut Hitam
Menggugah Kaum Muslimin
Tinggalkan Peraduan
Lihatlah Matahari Telah Tinggi
Di Ufuk Timur Sana
Seruan Illahi Rabbi
Samina Wa Atthona
Yaa Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad Junjunganku
Al Islam Agamaku
Muhammadiyah Gerakanku
Untuk diketahui, mars tersebut merupakan ciptaan dari Djarnawi Hadikoesoemo. Melansir melalui fpptma.or.id, Djarnawi Hadikoesoemo merupakan putra dari Ki Bagus Hadikoesoemo yang juga termasuk Pahlawan Nasional RI.
Ia menempuh pendidikan sejak Taman Kanak-Kanak (Bustanul Athfal) ‘Aisyiah Kauman, lalu melanjutkan sekolah di Standaardschool (sekolah dasar, 6 tahun) Muhammadiyah, kemudian ke Kweekschool (madrasah, 6 tahun) Muhammadiyah.
Baca Juga : Jual Obat Terlarang, Kurir Ekspedisi Ditangkap Satnarkoba Polres Kediri
Pada tahun 1935 Kweekschools ini berubah menjadi Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah sampai sekarang. Selama belajar di Mu’allimin inilah, Djarnawi juga belajar agama Islam dan bahasa Arab kepada tokoh-tokoh Muhammadiyah seperti K.H. Siradj Dahlan (putra KHA Dahlan),H.Abdul Kahar Mudzakkir, KH Farid Ma’ruf, KH Mas Mansyur, dan lainnya.
Setelah lulus, Djarnawi mendapat tugas dari Persyarikatan Muhammadiyah untuk menjadi guru dan juru dakwah Muhammadiyah di Sekolah Muhammadiyah Merbau Medan Sumatera Utara. Setelah 10 tahun lebih, beliau menjadi guru agama Islam dan juru dakwah di sana, kemudian pada tahun 1950 beliau kembali ke Yogyakarta.
Tak lama beliau diangkat sebagai guru Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 6 tahun) di Yogyakarta. Djarnawi memiliki posisi penting dalam kepengurusan Muhammadiyah dari tahun ke tahun.
Ia pernah menduduki jabatan anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah hingga tahun 1962. Lalu pada 1962, beliau dipercaya sebagai Sekretaris II PP Muhammadiyah.
Tahun 1978, beliau terpilih sebagai Sekretaris PP Muhammadiyah dan pada Muktamar Muhammdiyah ke 42 di Yogyakarta, beliau mendapat amanah sebagai Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Tajdid dan Tabligh yang mengkoordinasi Majelis Tabligh, Majelis Pustaka dan Informasi, dan Lembaga Dakwah Khusus.
Ternyata, Djarnawi juga seorang seniman yang telah menciptakan mars Sang Surya.