MALANGTIMES - Pandemi Covid-19, hingga kini masih menjadi wabah mengkhawatirkan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Bahkan perkembangan kasusnya dalam skala global pun penuh dengan dinamika.
Di awal 2021, tingkat penularan dan kematian menunjukkan tren penurunan. Akan tetapi, memasuki akhir Juni 2021, kasusnya kembali menunjukkan peningkatan. Hal ini belum lagi ditambah dengan adanya kekhawatiran adanya varian baru Covid-19 dengan tingkat penularan yang lebih cepat, sampai akhirnya berimbas dilakukannya pengetatan di berbagai wilayah.
Baca Juga : Nasdem Lumajang: Praktik PPKM Memutus Ekonomi Rakyat
Pemerintah sendiri terus berupaya memitigasi dampak pandemi guna menjaga momentum pemulihan kesehatan dan ekonomi, khususnya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam melakukan konsumsi dan investasi melalui beberapa strategi. Upaya itu di antaranya adalah PPKM Mikro yang dilonggarkan atau diperketat berdasarkan perkembangan situasi pandemi dan akselerasi vaksinasi untuk mencapai herd immunity dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.
“Saya berharap Institut Teknologi Indonesia (ITI)-PII bisa membantu pemerintah untuk membuat central vaksin di kampus ITI yang sekarang tidak digunakan untuk mahasiswa kegiatan belajar,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kala memberikan keynote speech pada talkshow ITI-PII Young Innovation Award secara virtual, Kamis (15/7/2021).
Lebih lanjut dijelaskannnya, jika pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak lagi hanya bertumpu pada faktor produksi konvensional seperti penambahan kapital dan tenaga kerja, melainkan juga dipengaruhi oleh kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Faktor ini akan mendorong suatu negara untuk secara lebih efisien menyediakan barang dan jasa serta meningkatkan daya saing usaha. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, perhatian harus diberikan pada strategi kebijakan yang mendorong inovasi, termasuk penempatan anggaran negara untuk dialokasikan pada pos Iptek, riset, dan inovasi.
Penempatan anggaran riset/Litbang atau Gross Expenditure on Research and Development (GERD) dinyatakan dalam persentase terhadap PDB nasional, meliputi empat sektor yakni Litbang Pemerintah, Litbang Perguruan Tinggi, Litbang Industri, dan Litbang Non-Government Organization (NGO), dengan kegiatan riset mencakup penelitian dasar, penelitian terapan, dan pengembangan eksperimental.
Dibandingkan dengan negara-negara di dunia, nilai GERD Indonesia masih terbilang rendah, yang berarti porsi penempatan anggaran untuk pos Iptek, riset dan inovasi masih perlu ditingkatkan. Hal itu tentunya sebagai upaya dalam mendorong peran dunia industri berkontribusi lebih besar pada kegiatan pengembangan pendidikan serta pelatihan vokasi di Indonesia.
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan Super Tax Deduction Vokasi hingga 200 persen,” ujar Menko Airlangga.
Tautan antara pembangunan Iptek dengan pembangunan ekonomi, terjadi ketika teknologi yang dihasilkan dapat mendukung dalam kegiatan ekonomi. Sebaliknya, kemajuan perekonomian dan peningkatan persaingan juga akan menciptakan kebutuhan teknologi baru. Agar “simbiosis mutualisme” antara pembangunan Iptek dengan pembangunan ekonomi dapat terbentuk, maka pengembangan teknologi perlu berorientasi pada kebutuhan atau persoalan nyata (demand-driven).
Baca Juga : Presiden Jokowi Larang Menterinya ke Luar Negeri saat Masa PPKM Darurat
Pemerintah terus berupaya menjalin sinergi dengan berbagai pihak. Salah satunya bekerja sama dengan pihak swasta guna membantu seluruh pihak termasuk usaha mikro kecil untuk on boarding dan melakukan servisifikasi, melalui kegiatan peningkatan SDM Digital, pembuatan Database Digital, Literasi Digital, dan Pembangunan Infrastruktur Digital. Upaya-upaya tersebut, tentunya akan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, serta peningkatan ekspor. Indonesia akan dapat keluar dari middle income trap lebih cepat yaitu pada tahun 2037.
“Saya mengucapkan selamat mengikuti acara ITI – PII Young Innovation Award dan berharap kepada seluruh peserta dapat memberikan kontribusi untuk turut menciptakan iklim inovasi yang maju dan bermanfaat untuk pemulihan ekonomi Indonesia. Hal ini juga saya sangat mengapresiasi peran ITI dan PII dalam menumbuhkan kecintaan terhadap teknologi, dan menciptakan iklim inovasi melalui pemberian penghargaan produk inovasi kepada generasi muda,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam kegiatan talkshow ITI-PII Young Innovation Award, turut hadir dalam talkshow, Kepala Badan Riset & Inovasi Nasional Dr Laksana Tri Handoko MSc, Komisaris PT Telekomunikasi Indonesia Prof Bambang Sumantri Brodjonegoro SE MUP PhD , Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia Dr Ir Heru Dewanto IPU, Rektor Institut Teknologi Indonesia Dr Ir Marzan Aziz Iskandar IPU.