TUBANTIMES - Lonjakan harga obat dan alat kesehatan (alkes) cukup dikhawatirkan pada saat serangan Covid-19 kali ini. Karena itu, para pengusaha diminta tidak berlomba-lomba menaikkan harga di tengah keprihatinan nasional ini.
Ketua Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Cabang Tuban, Khoirul Huda mengatakan ada pihak justru mengambil kesempatan untuk mengeruk keuntungan pribadi. Misalnya dengan menaikkan harga obat dan alkes yang saat ini dibutuhkan masyarakat untuk berobat dan perawatan.
Baca Juga : Kehadiran Pria yang Ternyata Malaikat Maut, Istri Nabi Daud Sempat Khawatir, Mengapa?
"Kami IKA PMII meminta apotek, toko obat atau penyedia serta penjual obat dan alkes untuk tetap menerapkan harga normal. IKA PMII khawatir dalam situasi seperti ini dimanfaatkan oknum atau pihak yang tidak bertanggungjawab dengan memanfaatkan situasi," kata ketua IKA PMII Tuban Khoirul Huda kepada TubanTIMES.
Menurut dia, melawan Covid-19 dibutuhkan peran semua pihak dengan memaksimalkan dukungannya dan upaya pemerintah untuk memerangi episentrum virus.
Toko obat atau apotek dapat berperan yakni mendatangkan obat yang dibutuhkan masyarakat kadar jumlah banyak dan tidak menjual dengan harga eceran tertinggi atau HET.
"Tidak menimbun obat atau alat kesehatan dengan harapan meraih keuntungan yang banyak. Karena sama saja misalnya harga normal namun barangnya tidak ada karena sengaja ditimbun," sambungnya.
Alumni UIN Sunan Ampel ini meminta dan mendorong pemkab dengan pihak berwajib untuk mengecek apotek atau toko obat untuk memastikan stok dan harga jualnya.
Jika ada yang sengaja menimbun atau menjual dengan harga yang tidak wajar. Misalnya harga di atas HET harus ada tindakan tegas pihak berwenang. Dengan begitu, kepentingan masyarakat di sektor kesehatan terlayani dengan wajar.
Menurut Huda, ini penting dilakukan agar masyarakat yang sudah susah tidak tambah susah. Hukum ekonomi pasar. jika barang banyak dibutuhkan di pasaran maka harga terus naik. "Tapi untuk kondisi seperti ini pemkab atau pihak berwajib harus bisa memastikan ini tidak terjadi, demi menolong masyarakat," serunya.
Baca Juga : LSM Ini Disomasi karena Seret Anggota DPRD Tulungagung ke Badan Kehormatan
IKA PMII juga mengajak warga untuk mengikuti program vaksinasi. Pasalnya, Vaksin merupakan bentuk ikhtiar melawan Covid 19. Namun, vaksinasi juga menambah persoalan baru yakni menimbulkan kerumunan yang malah membuat episentrum varian virus baru meluas penyebarannya.
Selain itu, Pemerintah harus mencari cara lain, bagaimana target vaksin terpenuhi tanpa menimbulkan kerumunan. "Pejabat publik dan aparat harus memberi contoh dan melakukan edukasi serta melakukan pendekatan persuasif pada masyarakat dengan diterapkannya PPKM Darurat saat ini di Jawa dan Bali," urainya.
Menurut pria yang juga seorang Jurnalis Senior ini, untuk menjaga dan agar masyarakat bisa saling menjaga, pemerintah daerah data penyebaran kasus terpapar virus harus dipublikasikan secara transparan dengan ketentuan tetap mematuhi kode etik penanganan pasien atau orang sakit misalnya tidak menyebutkan identitas pribadi pasien.
Dia juga mengimbau serta mengajak tokoh masyarakat, tokoh pemuda, ulama dan kiai terus menerus mengingatkan warga agar mematuhi protokol kesehatan dan tidak lupa melakukan ikhtiar batiniah dengan berdoa di rumah masing-masing. "Agar pandemi Covid-19 ini cepat berlalu dan kita bisa hidup normal lagi," tandasnya.