INDONESIATIMES - Virus Covid-19 saat ini 'menghantui' warga di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri kasus Covid-19 pun semakin meningkat.
Wabah serupa ternyata juga pernah terjadi di zaman Rasulullah SAW. Wabah tersebut ialah kusta yang menular dan mematikan sebelum diketahui obatnya.
Baca Juga : Pro Kontra BEM UI Sebut Jokowi 'The King of Lip Service'
Kala itu, Rasulullah SAW memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat orang yang mengalami lepra atau leprosy.
لاَ تُدِيمُوا النَّظَرَ إِلَى الْمَجْذُومِينَ
Artinya: "Jangan kamu terus menerus melihat orang yang menghidap penyakit kusta." (HR Bukhori)
Hadits ini dinilai hasan dan sesuai bakteri penyebab kusta yang ternyata mudah menular antar manusia. Nabi Muhammad SAW juga pernah memperingatkan umatnya jangan berada di dekat wilayah yang sedang terkena wabah.
إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا
Artinya: "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari)
Dalam situasi ini, doa dan harapan pada Allah SWT menjadi salah satu upaya yang kita bisa lakukan. Namun, untuk mencegah atau mengatasi infeksi Covid-19 ini tidak cukup sekedar dengan doa.
Dijelaskan oleh Sosiolog Dr Craig Considine, Nabi Muhammad SAW telah memberi contoh pentingnya usaha selain doa. Usaha maksimal ditambah doa akan memberi hasil terbaik dibanding hanya melakukan salah satunya.
Melansir melalui tulisan yang dimuat di Newsweek, sosiolog dari Department of Sociology di Rice University ini merujuk pada salah 1 hadits yang diceritakan Anas bin Malik. Hadits tersebut berderajat hasan namun sangat relevan dengan kondisi umat Islam.
قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ، يَقُولُ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعْقِلُهَا وَأَتَوَكَّلُ أَوْ أُطْلِقُهَا وَأَتَوَكَّلُ قَالَ " اعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ "
Artinya: "Anas bin Malik menceritakan seorang laki-laki yang berkata, "Ya Rasulullah SAW, apakah aku harus mengikat untaku dan bertawakal pada Allah SWT atau melepaskannya dan bertawakal pada Allah SWT?" Rasulullah SAW berkata, "Ikat untamu dan bertawakal pada Allah SWT." (HR At-Tirmidzi).
Menurutnya, Nabi Muhammad SAW memotivasi umatnya selalu berharap dan meminta pertolongan dari Allah SWT. Namun seseorang harus berusaha demi kesehatan, keselamatan, dan kondisi yang lebih baik.
Doa dan usaha akan berdampak baik pada muslim dan lingkungan sekitar. Terkait wabah Covid-19 yang dihadapi dunia saat ini, Dr Considine menekankan pentingnya usaha mengikuti saran para ahli kesehatan seperti Dr Sanjay Gupta atau Dr Anthony Fauci.
Keduanya mengatakan, menjaga kebersihan dan karantina merupakan upaya pencegahan terbaik untuk menekan risiko infeksi virus Covid-19.
Usaha karantina juga telah dilakukan Nabi Muhammad SAW menghadapi wabah penyakit yang menyerang. Tentunya Nabi Muhammad SAW tidak menggunakan istilah karantina atau isolasi seperti saat ini.
Karantina dan isolasi yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ditulis dalam sebuah hadits di atas.
Dalam hadist lain, Rasulullah SAW juga mengingatkan pentingnya memisahkan mereka yang sehat dan sakit. Ilmu pengetahuan membuktikan, memisahkan yang sehat dan sakit menekan risiko penularan termasuk untuk virus corona.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ " لاَ يُورِدُ الْمُمْرِضُ عَلَى الْمُصِحِّ "
Artinya: "Seperti diceritakan Abu Hurairah, Rasulullah SAW mengatakan, "Seseorang yang memiliki unta sakit jangan sampai membiarkan unta tersebut makan dan minum bersama unta yang sehat." (HR Ibnu Majah)
Baca Juga : Mengenal 11 Varian Baru Virus Covid-19, Lengkap dengan Gejala & Cara Mencegahnya
Hadits berderajat hasan ini, rupanya sangat sesuai dengan kondisi sekarang yang menekankan pentingnya social distance demi mencegah infeksi virus Covid-19. Lockdown dan WFH atau work from home juga dilakukan demi menekan risiko penularan.
Selain isolasi dan karantina, pola hidup bersih juga menjadi upaya efektif mencegah penularan virus corona antar manusia. Nabi Muhammad SAW telah menyatakan pentingnya menjaga kebersihan bagi kesehatan dalam hadits.
Kebersihan bahkan menjadi sebagian dari iman seperti diceritakan Abu Malik at-Ash'ari.
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم " الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلأُ الْمِيزَانَ . وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلآنِ - أَوْ تَمْلأُ - مَا بَيْنَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَالصَّلاَةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا "
Artinya: "Rasulullah SAW berkata, "Kebersihan adalah sebagian dari iman dan Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah SWT) memenuhi timbangan, Subhanallah (Maha Suci Allah SWT) dan Alhamdulillah memenuhi celah antara dunia dan surga. Doa adalah petunjuk, amal adalah bukti keimanan, kemauan adalah cahaya, dan kitab suci Al-Qur'an adalah yang mendorong atau justru melawan kamu. Semua orang berusaha sebaik-baiknya sejak dini hari, yang kemudian bisa dilihat apakah meninggikan derajat atau justru merusaknya." (HR Muslim).
Hadits tersebut berderajat shahih sehingga tak perlu diragukan kebenarannya. Salah satu usaha menjaga kebersihan yakni cuci tangan, yang kini terbukti bisa mencegah penularan virus Covid-19.
Sesuai perkembangan zaman, cuci tangan bisa menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer sebagai alternatif. Cuci tangan bahkan juga telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya,
عَنْ سَلْمَانَ، قَالَ قَرَأْتُ فِي التَّوْرَاةِ أَنَّ بَرَكَةَ الطَّعَامِ الْوُضُوءُ بَعْدَهُ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَخْبَرْتُهُ بِمَا قَرَأْتُ فِي التَّوْرَاةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم " بَرَكَةُ الطَّعَامِ الْوُضُوءُ قَبْلَهُ وَالْوُضُوءُ بَعْدَهُ
Artinya: "Dinarasikan Salman: Saya membaca di Taurat, berkah makanan ada di wudhu setelah menyantapnya. Lalu aku mengatakannya pada Nabi Muhammad SAW yang aku baca di Taurat. Setelah itu Rasulullah SAW mengatakan, "Berkah pada makanan ada di dalam wudhu sebelum dan setelah menyantap hidangan." (HR Tirmidzi).
Hadits lain tentang cuci tangan yakni seperti yang diceritakan Abu Huraira:
عَنْ جَابِرٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ " إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْرِغْ عَلَى يَدِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ قَبْلَ أَنْ يُدْخِلَ يَدَهُ فِي إِنَائِهِ فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِي فِيمَ بَاتَتْ يَدُهُ "
Artinya: "Rasulullah SAW mengatakan, "Ketika bangun tidur, kamu seharusnya cuci tangan tiga kali sebelum beraktivitas karena dia tidak tahu kondisi tangannya saat malam hari." (HR Muslim).
Dengan hadist tersebut sesungguhnya tidak ada alasan, khususnya bagi muslim, untuk tidak mencuci tangan. Ilmu pengetahuan itu telah membuktikan bahwa cuci tangan adalah cara paling efektif membunuh virus dan bakteri termasuk Covid-19.
Sementara, bagi orang yang terlanjur sakit, Nabi Muhammad SAW juga mengingatkan jangan menyerah untuk mencari obatnya. Tindakan medis dan menuruti saran dokter menjadi sarana muslim untuk sembuh, selain terus berdoa pada Allah SWT.
Berikut hadits yang menyatakan tiap penyakit sesungguhnya ada obatnya:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ " مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً "
Artinya: "Diceritakan Abu Huraira, Rasulullah SAW mengatakan, "Tidak ada penyakit yang Allah SWT ciptakan, kecuali Allah SWT telah menciptakan obatnya." (HR Bukhari)