INDONESIATIMES - Jumlah perempuan lebih banyak dari pada laki-laki membuat perempuan di Tunisia mulai khawatir akan jodoh. Diketahui, saat ini solusi poligami semakin dipandang serius di Tunisia.
Bahkan, sekelompok perempuan Tunisia menuntut pemerintah untuk melegalkan poligami di media sosial. Melansir melalui tayangan YouTube Media CCTV Online Klu, Rabu (16/6/2021) poligami merupakan masalah tabu di Tunisia dan kejahatan yang dapat dihukum.
Baca Juga : Selamat, Elsa Febiola dari Prodi Administrasi Negara Juara Pertama Pilmapres Unisba Blitar
Kendati demikian, Presiden Forum Kebebasan dan Kewarganegaraan Fathi Al-Zghal, mengonfirmasi bahwa demonstrasi itu spontan dan datang dalam kerangka advokasi untuk menyelesaikan masalah kehidupan wanita lajang di negara tersebut.
Fathi telah menekankan dalam pernyataan pers sebelumnya bahwa para perempuan akan berpartisipasi dalam demonstrasi untuk mengekspresikan kemarahan mereka atas kegagalan Tunisia untuk mengizinkan poligami.
Dia menambahkan bahwa "protes itu tidak terkait dengan entitas politik dan tidak dipimpin oleh asosiasi apa pun." Seruan untuk demonstrasi itu telah memicu perdebatan tentang masalah poligami, yang ditolak oleh mayoritas warga Tunisia tetapi didukung oleh minoritas dengan dalih mengikuti hukum Syariah.
Dalam konteks ini, peneliti peradaban Islam, Sami Braham, menulis bahwa. "Perempuan yang belum menikah yang melewatkan kesempatan pernikahan percaya bahwa membuka pintu poligami akan memungkinkan mereka untuk menikah."
Ia menambahkan, "Menurut perkiraan saya, dan menurut pengetahuan saya tentang jenis kelamin laki-laki tempat saya berasal, kebalikannya akan terjadi karena krisis akan diperburuk oleh laki-laki yang mencari perempuan yang lebih muda, kecuali mereka menerima pernikahan sebagai tindakan amal dan kebaikan."
Sejumlah aktivis juga percaya bahwa panggilan poligami dimotivasi oleh partai-partai politik untuk menargetkan gerakan Ennahda Islam dan mengubah citranya sebelum pemilihan mendatang.
Baca Juga : Pejabat Negara Terus Berdatangan ke Bangkalan, Begini Tanggapan Anggota DPRD Jatim
Selain itu, aktivis Mohammed Nur Musa menggambarkan demonstrasi sebagai "ide Setan" yang bertujuan untuk memobilisasi pendukung rezim dan mitra-mitranya untuk mendistorsi gerakan Ennahda Islam.
"Ini adalah rencana gagal yang tidak akan menipu orang-orang Tunisia yang pintar," katanya.
Menurut sebuah studi internasional, Tunisia ada di peringkat ke-4 di dunia Arab dan pertama di Afrika utara dalam persentase perempuan lajang.