INDONESIATIMES - Google akan segera merilis uji coba perangkat kesehatan terbarunya berbasis kecerdasan buatan/Artificial Intelligence (AI). Perangkat kesehatan tersebut bertujuan untuk membantu orang mengidentifikasi kondisi kulit, rambut, atau kuku.
Pengguna nanti bisa menggunakan ponsel mereka untuk mengambil 3 gambar di area tubuh yang bermasalah, seperti ruam pada lengan. Kemudian, pengguna juga akan menjawab serangkaian pertanyaan tentang jenis kulit mereka atau gejala lainnya.
Baca Juga : Sukses Beri Bantuan Hukum, BPJS Kesehatan Cabang Malang Perpanjang Kerja Sama dengan Kejari Kota Batu
Alat itu kemudian akan memberikan daftar kemungkinan dari 288 kondisi yang dikenali. Kendati demikian, Google mengatakan hal ini tidak dimaksudkan untuk mendiagnosis masalah.
“Google kemudian akan memutuskan untuk mengatasi kondisi kulit menggunakan kecerdasan buatan berdasarkan prevalensinya,” jelas Karen DeSalvo (Kepala Petugas Kesehatan di Google Health), seperti dilansir melalui laman The Verge.
“Orang-orang datang ke Google untuk bertanya tentang kondisi kulit. Kami mendapatkan sekitar 10 miliar pertanyaan kondisi kulit tahunan,” lanjut DeSalvo.
DeSalvo juga berharap alat ini bisa membantu orang untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang kondisi potensial, dengan cepat, tanpa harus menghabiskan waktu berjam-jam melakukan riset online mereka sendiri.
Dalam merancang alat ini, tim melatih model pada jutaan gambar masalah kulit, ribuan gambar kulit sehat, dan 65.000 gambar dari pengaturan klinis. Alat tersebut juga mempertimbangkan tentang faktor-faktor seperti usia, jenis kulit, jenis kelamin, dan ras saat menyarankan kondisi yang memungkinkan.
Baca Juga : Usung Proposal Pembelajaran untuk ABK, Tim Unikama Raih Dana Hibah
Untuk diketahui, Google membangun sistem baru ini berdasarkan proyek sebelumnya menggunakan alat kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi kondisi kulit. Google juga menerbitkan iterasi pertama dari sistem pembelajaran mendalamnya di Nature Medicine musim semi lalu.
Makalah itu menunjukkan bahwa sistem dapat mengidentifikasi 26 kondisi kulit umum, sama akuratnya dengan dokter kulit dan lebih akurat daripada dokter perawatan primer. Pada April lalu, Google telah menerbitkan studi lain yang menunjukkan bahwa sistem tersebut bisa membantu dokter nonspesialis kulit untuk mendiagnosis kondisi kulit dengan lebih akurat.
Dalam hal ini, Google bekerja sama dengan tim peneliti Universitas Stanford untuk menguji seberapa baik alat kesehatan ini bekerja di lingkungan perawatan kesehatan.