Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Pemerintah Berupaya Kuatkan Ketahanan Pangan Sekaligus Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Penulis : Desi Kris - Editor : Yunan Helmy

27 - May - 2021, 12:10

Placeholder
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (Foto: Dok Kementerian)

INDONESIATIMES - Perlu diketahui, pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2021 menunjukkan tren perbaikan dengan mengecilnya kontraksi menjadi 0,74% (yoy) dan diproyeksikan akan tumbuh di angka 4,5% s.d. 5,3% di tahun 2021. 

Memasuki pertengahan tahun 2021 ini, optimisme pemulihan aktivitas ekonomi terus tumbuh seiring dengan penurunan kasus covid-19 dan akselerasi pelaksanaan vaksinasi.

Baca Juga : Sudah 16.690 Warga Kota Batu Divaksin Covid-19, Lansia Masih Jauh dari Target

Kontributor utama pertumbuhan ekonomi dari sisi demand berasal dari konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dengan share 88,91%. Sedangkan dari sisi supply, terdapat 64,56% berasal dari sektor industri, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Indonesia Food Summit 2021 di Jakarta, Selasa (25/5/2021) lalu. 

“Pertanian merupakan sektor resilien yang selalu tumbuh positif dan menjadi bantalan ekonomi selama pandemi covid-19. Laju pertumbuhan sektor pertanian tahun 2020 sebesar 1,75% dan kuartal pertama 2021 tetap tumbuh sebesar 2,95% (yoy),” ujar Airlangga. 

Dikatakan Airlangga,  ekspor sektor pertanian periode Januari-April 2021 sebesar $1,38 M, naik sebesar 15,96% terhadap periode yang sama di tahun 2020. Kinerja ekspor pertanian juga memberikan kontribusi sebesar 2,05% terhadap ekspor Indonesia dan ekspor industri pengolahan tetap memberikan kontribusi tertinggi, yaitu 79,94%.

Sementara, dari sisi kesejahteraan petani, nilai tukar petani (NTP) terus mengalami tren perbaikan dibandingkan saat awal pandemi. NTP pernah di angka 99,47 pada Mei 2020 akibat penurunan demand horeka (hotel, restoran, dan katering) namun terus membaik menjadi 102,93 pada April 2021 seiring dengan peningkatan aktivitas. 

Kemudian dari sisi penyediaan pangan di tingkat konsumen, inflasi bahan makanan tetap terjaga sebesar 3,48% pada tahun 2020, lalu pada Januari s.d. Pada April 2021 lalu sebesar 1,8%, lebih rendah dari tahun 2020.

Terjaganya NTP di tingkat petani dan inflasi pangan di tingkat konsumen merupakan indikator positif atas implementasi kebijakan pangan dan pertanian dalam kerangka pemulihan ekonomi nasional. Strategi utama pemerintah dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi ialah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). 

Alokasi anggaran program PEN tahun 2021 sebesar Rp 699,43 triliun. Sampai dengan 21 Mei 2021 kemarin telah terealisasi sebesar 26,3% dari pagu atau sekitar Rp 183,98 T. 

Program PEN yang terkait pangan dan pertanian, antara lain yakni  Program Perlindungan Sosial berupa kartu sembako untuk 18,8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM); Program Prioritas berupa Program Padat Karya Pertanian, Kelautan dan Perikanan; serta Keberlanjutan Pembangunan Food Estate di Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.

Baca Juga : Bupati Bangkalan, Lantik PAW Kades Durin Timur dan PAW BPD Marandung

Tak cuma itu. Program-program lain di sektor pangan dan pertanian juga terus dijalankan untuk penguatan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani. Antara lain yaitu stabilisasi harga dan pasokan pangan, pengembangan kawasan hortikultura berorientasi ekspor dengan model kemitraan CSV (creating shared value), Kemitraan Closed Loop pada komoditas hortikultura, pengembangan peternakan terintegrasi, penumbuhan dan pengembangan korporasi petani dan nelayan, serta penyaluran pupuk bersubsidi.

Selain itu, pemerintah  terus berupaya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dengan cara mengimplementasikan Undang-Undang Cipta Kerja khususnya di sektor pertanian, kelautan dan perikanann terkait penyederhanaan dan kepastian dalam perizinan, membentuk Badan Pangan Nasional dan pembentukan holding BUMN pangan, menyinergikan BUMN untuk distribusi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit, memperkuat kerja sama antar daerah dalam pemenuhan kebutuhan pangan, memperkuat cadangan pangan dan implementasi sistem resi gudang, juga mengurangi beban fiskal melalui efisiensi harga pokok produksi, peningkatan produktifitas petani, perbaikan sistem subsidi pupuk, serta pengurangan penggunaan pupuk secara berlebihan.

Bersama dengan dunia usaha, pemerintah perlu mengantisipasi perubahan perilaku konsumsi, produksi dan perdagangan produk-produk pangan akibat dampak pandemi dan perubahan cuaca. Hal tersebut menjadi penting untuk memastikan bahwa suplai pangan dan produksi pangan mampu untuk memenuhi permintaan domestik dan bahkan internasional.

Pemerintah akan terus berkomitmen untuk menjaga ketersediaan dan kemudahan akses pangan bagi masyarakat dengan tetap memperhatikan kesejahteraan petani. 

“Sinergi dan kolaborasi antara pemangku kepentingan menjadi kunci dalam membentuk ekosistem pangan dan pertanian nasional yang sehat, adil, menguntungkan, berdaulat dan resilien,” lanjut Airlangga.

Dalam acara Indonesia Food Summit 2021 yang digelar Selasa lalu ini, turut hadir baik secara fisik maupun virtual antara lain gubernur Sumatera Barat, gubernur Sumatera Selatan, gubernur Lampung, wakil gubernur Nusa Tenggara Timur, kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), direktur eksekutif INDEF, dan kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Selatan.


Topik

Pemerintahan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

Yunan Helmy