INDONESIATIMES - Serangan Israel terhadap Palestina kini rupanya kian panas. Puluhan pemukim Yahudi disebut telah memasuki kompleks masjid al-Aqsa di kawasan Yerusalem Timur, Senin (24/5/2021) dini hari.
Mereka menyerbu kompleks masjid al-Aqsa dengan dikawal pasukan khusus Israel bersenjata berat. Melansir melalui kantor berita Palestina WAFA, peristiwa ini pun meningkatkan ketegangan selama berjam-jam.
Baca Juga : Otak Pertumpahan Darah Palestina Mendadak Muncul di Gaza Usai Serangan Israel
Sebelumnya diketahui, diketahui para jemaah Palestina dipukuli dan diserang oleh polisi Israel di tengah gencatan senjata kedua negara tersebut. Berdasarkan keterangan para saksi, mengatakan jika polisi Israel sebelumnya menyerang para jemaah Palestina yang melakukan salat subuh di masjid.
Mereka ‘mengalahkan secara berlebihan’ para jemaah, guna memberi jalan bagi para pemukim Yahudi Israel untuk menyerbu kompleks tempat paling suci Islam ketiga itu. WAFA menambahkan, setidaknya ada 6 warga Palestina ditangkap, termasuk Fadi Alyan, seorang penjaga masjid al-Aqsa yang mencoba merekam insiden tersebut.
Selain itu, ada pula AliWazouz, yang merupakan karyawan dewan Waqf Islam, sebuah badan keagamaan yang ditunjuk oleh Yordania untuk mengawasi kompleks al-Aqsa. Polisi Israel bahkan juga meningkatkan larangan di gerbang menuju al-Aqsa, dan menghalangi para jemaah di bawah 45 tahun untuk masuk masjid.
Hoda Abdel-Hamid, reporter yang melaporkan dari Gerbang Damaskus di Yerusalem Timur mengatakan, jika pengunjung yang hadir biasanya pemukim Yahudi atau warga Israel yang "ultra-nasionalis atau ekstrimis sayap kanan".
"Serbuan datang di waktu ketegangan sangat tinggi… pengunjung masuk di sekitar masjid di bawah perlindungan pasukan Israel," ujar Abdel-Hamid.
Baca Juga : Sepak Terjang Mayjen Dudung di Militer, Dulu Loper Koran Kini Jadi Pangkostrad!
Hak kunjungan itu telah ditunda sejak bulan suci Ramadan karena banyak "ketegangan" di kompleks tersebut. Namun Minggu kemarin merupakan hari pertama mereka menyerbu Masjid al-Aqsa lagi.
Insiden ini terjadi di tengah gencatan senjata yang rapuh diterapkan di Jalur Gaza, beberapa hari setelah berakhirnya pengeboman Israel 11 hari berturut-turut yang membunuh 248 orang, termasuk 66 anak kecil.