MALANGTIMES - Sejumlah warga Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang yang rumahnya rusak akibat gempa mulai resah. Hal itu karena hingga saat ini belum ada kepastian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang kapan bantuan untuk perbaikan rumah itu akan disalurkan.
Kepala Desa (Kades) Wirotaman, Ahmad Soleh mengatakan bahwa kurang lebih 119 rumah yang hingga saat ini masih menunggu kepastian bantuan pembangunan tersebut. Sebelumnya, ratusan rumah tersebut rusak akibat gempa berkekuatan 5,9 skala richter (SR) pada 10 April 2021 lalu.
Baca Juga : Update Data Terbaru Klaster Permukiman Lowokdoro, 2 Orang Meninggal Dunia
“Pembangunan rumah para korban gempa ini memakan waktu lama. Kalau (rumah) kami bongkar, dimana tempat kami tidur nanti," ujar salah satu warga korban gempa Desa Wirotaman yang enggan disebutkan namanya, Senin (24/5/2021).
Disitu yang kebetulan ada warga lain juga menyebutkan bahwa masyarakat mengaku bingung jika akan memperbaiki rumah. Hal itu karena hingga saat ini juga belum ada kejelasan bantuan dari pemerintah.
“Di sini kami mau membangun (rumah sementara) sendiri itu serba bingung. Nanti dikira kami tidak butuh bantuan. Padahal kami (hingga saat ini) menunggu kejelasan. Dan kalau kami perbaiki sendiri, uangnya mungkin juga hasil dari hutang ke beberapa orang,” kata warga yang mewanti-wanti agar namanya tidak di publish.
Di sisi lain, Kepala Desa Wirotaman Ahmad Sholeh membenarkan bahwa masih ada ratusan korban gempa yang rumahnya rusak saat ini mulai resah. Hal itu membuat pihaknya saat ini hanya bisa menenangkan masyarakat terkait bantuan tersebut.
“Sampai hari ini (memang) belum ada kejelasan dari pemerintah, kapan pembangunan 119 rumah korban gempa itu akan dimulai. Kami berharap agar warga untuk bersabar mengikuti proses,” ujar Sholeh.
Baca Juga : Lampu Kipas dari Graha Bangunan, Bikin Rumah Minimalis Makin Cantik dan Nyaman
Meski begitu, pihaknya mengaku bahwa menjelang Hari Raya Idul Fitri 2021 lalu, sudah ada beberapa orang yang menjadi donatur untuk membangun hunian sementara (huntara) bagi sejumlah warga.
Dari data yang diberikan Kades Wirotaman, bantuan tersebut dari NU sejumlah 3 unit, pengusaha bunga asal Kota Batu 2 unit, Palang Merah Indonesia (PMI) 3 unit, Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) 3 unit dan pembangunan secara mandiri sebanyak 5 unit.