TULUNGAGUNGTIMES - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Dapil VI Jawa Timur Arteria Dahlan menegaskan, tidak boleh ada kegagalan sistem sedikitpun pada program yang dibawa di daerah pemilihannya. Hal ini disampaikan Arteria usai meluncurkan 3 program di posko yang beralamat di Desa Rejoagung Kecamatan Kedungwaru, Rabu (28/04/2021).
Menurut Arteria, rumah pintar yang diluncurkannya diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap masyarakat di tengah pandemi covid-19. "Rumah pintar ini akan melayani kebutuhan layanan internet masyarakat disekeliling posko," katanya.
Baca Juga : Update Donasi Masuk Tanggap Bencana Kabupaten Malang 28 April 2021, Terkumpul 700 Juta Rupiah
Rumah pintar, lanjutnya, tak hanya melayani 1 atau 10 orang, bahkan 1000 orangpun akan terlayani dengan jaringan internet yang ada di rumah pintar miliknya itu. Sehingga, warga masyarakat Desa Rejoagung tidak perlu membeli pulsa lagi atau menggunakan internet berbayar.
"Dengan hadir di depan posko saja, mereka (masyarakat) dapat menggunakan internet free yang sifatnya unlimited," imbuhnya.
Dibeberkan, layanan-layanan dan program-program yang ia berikan juga bervariasi, selain rumah pintar ada desa berbasis internet. Selain itu, rumah aspirasi atau posko miliknya itu juga akan menghimpun semua steakholder, baik dari pusat (Kemenkomimfo), internet provider maupun Pemerintah Daerah untuk satu padu, bekerjasama dengan satu rampak barisan dengan penuh kegotongroyongan dalam menjalankan kerja-kerja kemanfaatan.
"Sekarang dengan Kemenkominfo, besok dengan kementan, dengan perkebunan, dengan berbagai program yang dihadirkan di rumah aspirasi," bebernya.
Terkait dengan program internet berbasis Desa, menurut Arteria, Kabupaten Tulungagung termasuk terlambat dilaksanakan. Karena dari 257 Bumdes di seluruh kabupaten, hanya 3 Bumdes yang baru memulai. Padahal di Tasikmalaya program tersebut sudah berjalan dengan baik.
Program internet berbasis desa, tidak hanya melayani kebutuhan internet untuk belajar online saja, tapi bagaimana akses internet tersebut digunakan untuk menjalankan transaksi keuangan, untuk menjalan giat-giat wisata desa dan untuk menjalankan pasar desa, toko desa serta memasarkan produk-produk desa lainnya.
Baca Juga : Fenomena Bulan Purnama Pink Supermoon di Pertengahan Ramadan 1442 H, Bisa Diamati hingga Besok Malam
Lebih jauh anggota DPR RI Komisi 3 ini, memaparkan jika ia tidak bisa memastikan bahwa program internet berbasis desa ini dikomersilkan atau tidak. Tapi dirinya memastikan bahwa program layanan internet berbasis desa yang diluncurkannya akan lebih murah dibandingkan dengan yang sudah dipakai masyarakat saat ini.
"Nantinya, masyarakat yang biasanya belanja ke telkom, dia belanjanya ke Bumdes. Harganya harus lebih murah dari yang sudah ada. Mau diangka berapa silahkan didiskusikan karena bumdes punya masyarakat sendiri, rapat atau musdes untuk menentukan harga," jelasnya.
Untuk program internet Desa, Arteria juga tidak akan memaksakan semua desa harus melakukan. Berdasarkan pengalamannya di Tasikmalaya, begitu satu desa berhasil, desa lainnya akan datang dan bergabung tanpa harus dipaksa.
"Sekarang ini masyarakat sudah cerdas, mudah-mudahan dengan adanya program seperti ini desa-desa yang lain bisa ikut, yang jelas program ini sudah ada kerjasama antara kemenkominfo dan Kemendes PDTT, makanya kita berani memperkenalkan ke sini." tutupnya.