SURABAYATIMES - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa baru saja mendapatkan Tanda Kehormatan Kartika Pamong Praja Madya dari IPDN. Penghargaan diserahkan di Gedung Balairung Jenderal Rudini Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (19/4) lalu.
Namun, saat menerima penghargaan tersebut Khofifah ternyata datang tidak seorang diri. Meski dalam keadaan pandemi Covid-19 yang belum usai dan juga di tengah gencar imbauan tidak mudik dia mengajak serta rombongan pejabat utama Pemprov Jatim.
Baca Juga : Menekan Penggunaan Sampah Plastik, DLH Kota Malang Dorong Pembuatan Perda
Dari beberapa foto yang tersebar, saat berada di Jawa Barat, ada belasan pejabat utama setingkat kepala dinas yang mendampinginya di sana. Belum termasuk dengan staf lainnya juga sehingga diperkirakan mencapai puluhan orang ikut dalam rombongan ini.
Dari beberapa foto yang tersebar, tampak yang ikut seperti Plh Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjanto, kemudian Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Nurkholis, serta Kepala BPSDM Jatim Aries Agung Paewai.
Bengkaknya jumlah rombongan tersebut tentu juga diikuti dengan terbuangnya anggaran perjalanan dinas yang tak sedikit. Dan berdasarkan informasi yang dihimpun media ini banyak dari mereka menggunakan jalur udara atau pesawat untuk sampai di Bandung.
Dari rilis yang disebar Pemprov Jatim selain mendapat penghargaan, Khofifah juga mendapat kesempatan memberikan kuliah umum (Stadium General). Saat itu dia menyampaikan langkah strategis dalam 'Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Strategi Penanganan Covid-19' yang dilakukan di Jawa Timur.
Dihadapan ratusan mahasiswa IPDN yang digelar secara offline maupun hybrid, mantan Menteri Sosial itu menyampaikan bahwa untuk mendongkrak serta mendorong keterlibatan peran serta semua elemen strategis dalam mempercepat pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19 diperlukan langkah strategis seorang pemimpin daerah.
Khofifah mengibaratkan seorang pemimpin seperti tengah menahkodai kapal untuk mencapai sebuah tujuan dengan berlayar menerjang ombak dan angin. Untuk mengatasi kondisi tersebut, seorang pemimpin harus mampu mengetahui medan dan kondisi di wilayah di mana dirinya berada.
"Saya mengibaratkan fungsi seorang pimpinan itu laksana nahkoda kapal yang harus mengetahui dengan tepat kemana tujuan kapal berlayar, keadaan mesin, keadaan penumpang, kondisi gelombang dan arah angin. Maka, nahkoda kapal ibarat seorang pemimpin daerah yang harus mengetahui segala kondisi disetiap wilayahnya. Kapan seorang kepala daerah harus mengambil keputusan dan kebijakan ditengah pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap 215 negara di dunia," ujarnya.
Adanya peristiwa tersebut mendapatkan komentar dari akademisi bidang anggaran dan kebijakan publik dari UWKS (Universitas Wijaya Kusuma Surabaya) Umar Sholahuddin.
Baca Juga : Tiga Perwira Polres Ngawi Pindah Tugas
Pertama dia mengapresiasi atas penghargaan yang telah diraih Khofifah. "Saya ucapkan selamat buat Bunda KIP yang mendapat penghargaan dari IPDN. Yang dinilai sangat baik dalam mengelola tata kepemerintahan dengan mendayagunakan alumni IPDN," ujarnya kepada media ini Selasa (20/4).
Selain mengapresiasi, Sholahuddin juga memberikan catatan kepada orang nomor satu di Jatim itu. "Di tengah pandemi seperti sekarang ini semestinya gubernur bisa lebih membatasi menggunakan rombongan dengan jumlah banyak untuk hadiri acara ke luar daerah. Apalagi dengan mobilitas tinggi," ujarnya.
Menurut dia protokol kesehatan harus tetap ditaati. "Salah satunya dengan membatasi jumlah personel yang ikut. Ini harus menjadi pelajaran bagi KIP ke depan agar lebih prudent dalam menghadiri kegiatan yang mengundang orang banyak," lanjutnya.
Selain itu dia juga menyoroti dengan membawa rombongan dalam jumlah jumbo tentu saja akan menelan anggaran yang tidak sedikit. "Di tengah pandemi seperti sekarang mustinya penggunaan anggaran harus lebih prudent, urgent, dan prioritas. Terutama untuk penanganan pandemi covid-19 dan pemulihan kesehatan dan sosial ekonomi masyarakat," imbuhnya berpesan.