MALANGTIMES - Syiar Ramadan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang sesi ke 11, mengangkat tema puasa dan nasionalisme. Narasumber dari unsur TNI Polri Malang Raya, mulai dari Polresta Malang Kota, Polres Malang, Kodim 0833 hingga Korem 083/BDJ hadir memberikan pandangan tentang nasionalisme.
Kapolresta Malang Kota, Kombespol Leonardus Simarmata menjelaskan, jika nasionalisme haruslah ada dalam setiap diri seseorang. Nasionalisme tersebut bisa diwujudkan dengan berbagai hal, termasuk dalam lingkup dunia pendidikan dengan berkontribusi positif pada disiplin ilmu maupun bidang masing-masing.
Semangat nasionalisme dikalangan generasi muda, dapat diwujudkan dengan langkah nyata mempunyai prestasi akademis dan juga kegiatan positif. Mendukung untuk itu, seseorang harus mempunyai kecerdasan moral, intelektual dan juga mempunyai kecakapan dan kearifan dalam bersikap serta bertindak.
Baca Juga : Keseruan Peserta Kompetisi TikTok Piala Wali Kota Malang, Suguhkan Kecantikan Kampung Wisata Jodipan
Termasuk juga bangga sebagai bangsa Indonesia, dengan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, mencintai kebudayaan Indonesia maupun cinta terhadap produk buatan bangsa.
"Itu adalah salah stau kontribusi bahawa kita mencintai negara ini," terangnya.
Kasrem 08/BDJ, Letkol INF Akhmad Juni Toa mengungkapkan apresiasinya terhadap UIN Maliki Malang, telah menggelar kegiatan bertema nasionalisme. Nasionalisme bisa dikajir dari berbagai aspek, abiak aspek akademis, teoritis maupun aspek praktis dilapangan.
"Nasionalisme adalah perekat eksistensi bangsa, hubungan rakyat dengan negaranya. Kalau hubungannya retak, maka akan menganggu dalam eksistensi. Tema ini bisa ada di kampus, tentu saya sangat apresiasi," bebernya.
Dandim 0833 Letkol Arm Ferdian Primadona, menambahkan, jika nasionalisme merupakan sebuah kekuatan untuk mempersatukan bangsa. Sehingga, sejalan dengan perkembangan era saat ini, adalah bagaimana semua pihak untuk terus meningkatkan rasa nasionalisme dengan kondisi Indonesia yang kaya akan keanekaragaman suku maupun budaya.
Baca Juga : Kisah Khalid bin Walid, Hancurkan Wanita Telanjang yang Merupakan Jelmaan Berhala Terbesar di Makkah
"Kita harus cinta terhadap bangsa kita, tanpa mengucilkan atau memberikan hal-hal negatif terhadap bangsa lain. Harus saling menghargai perbedaan budaya, agama dan yang lainnya. Dengan begitu, kita sebagai bangsa akan menjadi lebih kuat, lebih solid. Dan pada kesempatan Ramadhan ini, mari kita menjadi pribadi yang santun, rendah diri tanpa merendahkan orang lain," pungkasnya.