JATIMTIMES - Ketua Badan Penanggulangan Ekstrimisme dan Terorisme (BPET) Majelis Ulama Indonesia, Muhammad Syauqillah, mendukung sikap BUMN PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni (Persero) dalam mengeliminir penceramah-penceramah intoleran yang dapat mengancam kebhinekaan bangsa Indonesia.
Hal ini dianggap sejalan dengan upaya besar pemerintah untuk menanggulangi radikal-terorisme dari hulu ke hilir.
Baca Juga : Kepala BKAD Kota Batu Sebut Ratusan Bidang Aset Lahan Belum Bersertifikat
Syauqi yang juga Ketua Prodi Kajian Terorisme Universitas Indonesia ini mengatakan bahwa kemunculan penceramah-penceramah intoleran sudah lama meresahkan umat Islam yang mayoritas moderat di Indonesia.
“Fenomena radikal-terorisme yang merusak citra Islam harus menjadi bahan evaluasi kita. Dan semua itu lahir dari pandangan dan sikap yang intoleran," tegasnya.
Ia juga berpesan agar para ustadz yang dibatalkan ceramahnya tersebut introspeksi kenapa banyak mendapatkan penolakan dari masyarakat. Menurutnya, ceramah-ceramah yang gemar menyerang kelompok lain dengan membidahkan, menyesatkan, memusyrikkan sampai mengkafirkan harus dihindari. Pengajian dalam rangka mengajarkan kebaikan tidak boleh dikotori dengan sikap-sikap yang demikian.
Baca Juga : Promo Menarik Apartemen The Kalindra, UTJ Diskon 50 Persen
Sebelumnya sebuah e-poster kajian Pelni yang mengundang para penceramah yang diduga memiliki faham Wahabi viral dan menuai protes dari sejumlah pihak. Hal itu yang kemudian direspon oleh direksi Pelni dengan membatalkan kajian tersebut dan mencopot pegawai yang terlibat di dalamnya.