MALANGTIMES - Produksi cabai di Kabupaten Malang saat ini tidak sesukses sebelumnya. Karena itu, tidak ada pasikan keluar wilayah Malang terkait kebutuhan cabai.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang Nasri Abdul Wahid menyebutkan, selama ini cabai yang dihasilkan oleh para petani Kabupaten Malang tidak hanya bisa digunakan untuk memenuhi pasokan di Kabupaten Malang. Namun juga sempat dipasok untuk memenuhi kebutuhan di beberapa wilayah lain yang ada di Jawa dan Kalimantan.
Baca Juga : Antisisipasi Bencana Alam, Kaji Mbing dan Kapolres Madiun Tanam Akar Wangi
”Cabai dari Kabupaten Malang biasanya dipasok hingga ke luar Jawa. Bahkan juga ada yang dikirim sampai ke Kalimantan,” ungkapnya kepada MalangTIMES.com.
Namun, belakangan ini, cabai yang dihasilkan oleh para petani lokal terpaksa tidak bisa memenuhi pasokan ke luar wilayah Kabupaten Malang. Nasri menyebut penyebabnya karena terpengaruh faktor cuaca.
”Teman-teman dari Dinas Ketahanan Pangan sebenarnya sudah melaksanakan tanam cabai dan berusaha untuk mengatasi hama. Namun karena cuacanya masih musim penghujan, hasil panen di beberapa tempat itu basah dan bahkan ada yang busuk,” keluhnya.
Dampak dari faktor cuaca yang kurang bersahabat tersebutmembuat harga cabai di pasaran semakin “pedas”. Nasri menyebutkan, saat ini per kilogram, cabai di pasaran Kabupaten Malang bisa dibanderol dengan harga yang berkisar antara Rp 105 ribu hingga Rp 110 ribu.
Guna mengantisipasi minimnya pasokan cabai tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Ketahanan Pangan dikabarkan telah menyiapkan beberapa solusi. Salah satunya adalah menyiasati kelangkaan pasokan cabai dengan mengenjot Kalender Tanam (Katam).
”Jadi, kami punya metode Kalender Tanam sebetulnya, sehingga kami dari Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Kabupaten Malang) mendorong para petani untuk memperbanyak tanam di masa sekarang,” ungkapnya.
Dengan metode tersebut, Nasri meyakini pasokan dan harga cabai di pasaran bisa kembali stabil. Terutama saat memasuki musim Lebaran yang kurang lebih menyisakan waktu sekitar 3 bulan ke depan.
Baca Juga : Antisipasi Bencana Alam, Kaji Mbing Bersama Kapolres Madiun Menanam Akar Wangi
”Masa (panen, red) cabai itukan sekitar 3 bulan atau 75 hari. Sehingga upaya yang dilakukan Kabupaten Malang adalah menambah Kalender Tanam. Tujuannya untuk mengantisipasi kebutuhan saat memasuki Lebaran mendatang,” ungkapnya.
Sejauh ini, lanjut Nasri, metode untuk menyiasati kebutuhan cabai dengan cara penambahan Katam tersebut sudah mulai diterapkan oleh para petani di Kabupaten Malang. ”Saya rasa untuk menjaga stok cabai dengan cara menambah kalender tanam itu, saat ini saya melihatnya sudah cukup tinggi dan berkembang terus,” imbuhnya.
Sementara itu, untuk komoditas selain cabai, Nasri memastikan stok dan harganya bakal tetap aman dan stabil hingga menjelang Lebaran tahun 2021 mendatang. ”Kemungkinan hanya cabai yang dikhawatirkan harganya masih mahal saat Lebaran. Kalau sektor lainnya masih aman. Karena musim penghujan, banyak stok cabai yang basah dan tidak awet. Bahkan banyak yang busuk dan tidak bisa dipasarkan,” pungkasnya.