MALANGTIMES - Mungkin generasi milenial kurang begitu paham dengan aksi heroik burung merpati yang bisa menjadi pahlawan bagi negara. Beberapa di antaranya ada di Indonesia dan Amerika Serikat.
Berikut MalangTIMES merangkum beberapa kisah heroik burung merpati yang rela terbang untuk menyampaikan pesan.
Baca Juga : Terungkap Makam Siti Hawa, Istri Nabi Adam yang Panjangnya 80 Meter, Begini Kondisinya
Ada satu peran penting burung merpati ketika pejuang Tentara Republik Indonesia (TRI) sedang menghadapi gempuran dari penjajah Belanda di tahun 1946.
Dilansir dari berbagai sumber, burung tersebut ternyata bukan burung merpati sembarangan. Merpati itu ternyata menjadi hewan peliharaan dan dilatih TRI untuk menyampaikan pesan antar satuan.
Waktu itu, burung merpati itu memiliki tugas menghubungkan Satuan TRI yang berada di Ronggolawe Lamongan ke Satuan TRI di Surabaya pada tahun 1946. Bahkan, saking cerdiknya burung tersebut hingga pangkat Letnan disematkan untuk burung merpati tersebut.
Akan tetapi, nampaknya peran dari burung merpati itu diendus oleh Belanda karena selalu terbang di waktu tertentu. Ketika itu Belanda kewalahan menghadapi TRI yang dicurigai mendapatkan pesan dari burung merpati itu.
Suatu ketika, Belanda mengerahkan penembak jitunya dan membuat sang Letnan itu tertembak di bagian sayapnya. Meski berlumuran darah, dengan sisa tenaga dan nyawanya, merpati itu tetap menyampaikan pesannya hingga tewas di depan komandan TRI.
Namun, berkat jasa-jasa yang besar dari merpati itu, akhirnya pangkat Letnan Anumerta tersemat untuk mendiang burung merpati itu.
Tak hanya diberi pangkat, untuk mengenang jasanya Letnan Anumerta itu tidak dikebumikan, akan tetapi diawetkan agar generasi penerus bisa menyaksikan perjuangan pejuang Indonesia baik TRI ataupun yang membantunya.
Kini, Letnan Anumerta itu tetap bisa dilihat di Museum Brawijaya, Kota Malang. Hal itu untuk memudahkan generasi milenial lebih mengenal pejuang bangsa yang ikut memerdekakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bukan hanya yang ada di Indonesia, burung merpati nampaknya juga menorehkan sejarah di Perang Dunia I yakni tahun 1918.
Ialah Batalion Mayor Charles Whittlesey dari Amerika Serikat (AS) yang terlanjur menyerang dan melewati garis musuh. Alhasil, mereka dikepung kawanan Jerman dan bahkan dihancurkan oleh pasukan sesama AS yang tidak tahu bahwa di situ adalah rekannya.
Baca Juga : Temukan Harga Termurah di Shopee Murah Lebay, Murahnya Lebay Banget!
Karena tidak bisa bergerak, akhirnya Batalion Mayor Charles Whittlesey mengirimkan dua merpati dengan pesan putus asa, untuk menghentikan artileri yang salah sasaran.
Sialnya, kedua merpati itu justru tertembak mati. Dan hanya satu merpati tersisa yang bisa menyelematkan mereka yakni, Cher Ami.
Cher Ami pun diterbangkan untuk menyampaikan pesan berisi “Kami berada di sepanjang jalan paralel 276,4. Artileri menjatuhkan tembakan langsung kepada kami. Demi Tuhan, hentikan.”.
Namun saat menyampaikan pesan itu, Cher Ami tertembak dan jatuh. Tapi yang menarik, Cher Ami justru terbang kembali dan menempuh jarak 40, 23 kilometer dan terbang selama 65 menit, dengan kondisi dada terluka dan kaki yang hampir patah.
Meski tembakan telah membutakan matanya, dengan berlumuran darah tapi Cher Ami tetap terus terbang dan menyampaikan pesan tersebut. Dan aksi heroiknya itu menyelamatkan 194 tentara AS.
Cher Ami yang kehilangan kakinya itu kemudian dikirim pulang oleh Jendral John J. Pershing ke AS dan disambut sebagai pahlawan.
Setahun kemudian, pahlawan AS itu meninggal akibat luka-lukanya. Akan tetapi, Cher Ami menjadi ikon kepahlawanan AS dalam Perang Dunia I.
Cher Ami kini terpajang di pemeran Price of Freedom: America at War di Smithsonian National Museum of American History.