MALANGTIMES - Kabar baik bagi siswa-siswi sekolah di Kota Malang. Pasalnya, pekan depan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bakal menggelar simulasi sekolah tatap muka.
Hal tersebut, menyusul dikeluarkannya kebijakan dari Pemerintah Pusat yang akan kembali membuka sekolah pada tahun ajaran baru di bulan Juli 2021 mendatang.
Baca Juga : Kota Malang Kembali Izinkan Wisuda Mahasiswa Tatap Muka
"Diknas (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang) sudah saya instruksikan (menggelar simulasi sekolah). Mungkin minggu-minggu depan ini ya," ungkap Wali Kota Malang Sutiaji ditemui MalangTIMES di Balai Kota Malang, Kamis (18/3/2021).
Sutiaji menambahkan, perihal wacana sekolah tatap muka yang akan dimulai pada bulan Juli 2021 mendatang, sejatinya pihaknya masih menunggu situasi melandainya pandemi Covid-19 di Kota Malang.
Meski, tak dapat dipungkiri, dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro ini, angka kasus Covid-19 di Kota Malang telah berangsur menurun.
Bahkan akhir-akhir ini penambahan kasus setiap harinya berada di 1 digit, atau sudah tidak melebihi angka 9. Karena inilah, Sutiaji optimistis perlahan aktivitas masyarakat termasuk sekolah akan kembali aktif.
"Kita lihat nanti, PPKM Mikro ketiga ini ada libur panjang, dan rupa-rupanya di Kota Malang digitnya 1. Mudah-mudahan karena virusnya melemah sekolah segera bisa tatap muka. Saya lihat disiplin masyarakat juga sudah berjalan dengan baik," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang tengah menyiapkan sarana prasarana setiap sekolah mulai TK, SD dan SMP untuk digelarnya simulasi pembelajaran tatap muka.
Baca Juga : Lomba Malang Got Culture Talent, 4 Kategori Diseleksi Juri melalui Virtual
Di antaranya, mekanisme dan aturan-aturan yang tetap mengedepankan protokol kesehatan. Kemudian, setiap kelas tak akan keseluruhan siswa masuk. Yakni diatur antara 50 persen atau 30 persen siswa masuk secara bergilir.
Tak hanya penyiapan sarana prasarana protokol kesehatan pencegahan Covid-19, setiap ruangan kelas di masing-masing sekolah juga masih dalam tahap dilakukan sterilisasi.
Hal itu, mengingat sudah cukup lama ruang kelas tak dilakukan berkegiatan oleh siswa. Sehingga, perlu dibersihkan agar tak ada virus-virus lain penyebab penyakit lainnya, seperti DBD.