MALANGTIMES - Hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi pada Minggu (14/3/2021) menyebabkan pergerakan tanah hingga menyebabkan longsor di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Setidaknya tiga rumah di Jalan Kapri terdampak longsor. Satu di antaranya ambrol masuk Sungai Brantas.
Saksi mata bernama Sukardi yang juga rumahnya terdampak longsor di bagian dapur mengatakan, mulanya tiga rumah itu mengalami keretakan bangunan pada Minggu (14/3/2021) sekitar pukul 20.00 WIB.
"Sekitar pukul 20.00 WIB kamis semua di sini mendengar suara keras seperti petasan jedar+jedar. Terus lantai rumah juga retak-retak. Akhirnya semua saya suruh keluar. Terus pukul 21.00 WIB tiba-tiba langsung ambles. Itu rumah milik Fauzan yang ambles," ujarnya ketika ditemui di lokasi bencana, Senin (15/3/2021).
Pria yang kesehariannya bekerja sebagai pedagang buah di Pasar Induk Gadang tersebut mengatakan, yang terdampak longsor sebanyak tiga rumah. Yang pertama rumah milik Su'din, kedua rumah milik Sukardi, dan yang ketiga rumah milik Ahmad Fauzan. "Untungnya dari semua rumah yang terdampak longsor itu, nggak ada korban jiwa," ungkapnya.
Rumah milik Su'din kondisinya saat ini mengkhawatirkan. Sebab, kondisi tembok dan bangunan rumah mengalami keretakan. "Itu temboknya retak. Terus sekarang penghuninya sudah disuruh keluar semua," katanya.
Rumah Sukardi juga mengalami keretakan. Bahkan fondasi dapur telah longsor sehingga ambles ke sungai.
Mengalami kejadian tersebut, keluarga Sukardi, Su'din, dan Fauzan memilih untuk mengungsi di kediamannya saudaranya. "Untuk sementara waktu, kami semua ya ngungsi dulu di rumah saudara. Terus untuk langkah darurat, kami juga mendirikan tenda tidak jauh dari rumah yang longsor untuk dibuat dapur umum," kata Sukardi.
Sedangkan Fauzan mengatakan rumah yang saat ini sudah hilang akibat longsor baru selesai dibangun pada Agustus 2020. "Saya selesai bangun rumah di atas tanah hibah ini pada Agustus 2020 dengan menghabiskan biaya lebih dari Rp 300 juta," ungkapnya.
Untung tidak terdapat korban jiwa maupun barang-barang perabot rumah tangga saat rumah Fauzan ambrol ke sungai. Hal itu disebabkan sejak tahun baru 2021, dirinya sudah memutuskan untuk pindah.
"Jadi, saya bersama istri dan anak hanya menempati rumah ini mulai Agustus sampai Desember saja. Terus pas habis tahun baru, saya pindah karena bangunan di belakang rumah saya sudau lebih dulu longsor," bebernya.
Fauzan bersama keluarga sejak Januari 2021 sudah pindah ke rumah saudaranya yang tidak jauh dari tempat tinggalnya yang terkena longsor.
Pria yang kesehariannya mengajar di SMPN 19 Malang dan berjualan buah itu saat ini akan fokus untuk menabung kembali agar dapat membangun sebuah rumah untuk tempat tinggal. "Ya saat ini saya mau fokus nabung saja dulu. Buat beli rumah lagi untuk tempat tinggal keluarga saya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Malang Alie Mulyanto mengatakan, dalam kondisi hujan lebat yang disertai angin kencang, selain bangunan di wilayah Kelurahan Bumiayu, juga terdapat dua bangunan rumah di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing yang ambles.
"Dua rumah tersebut terletak di Glintung Gang 2. Bagian selatan yang menghadap sungai tersebut ambles dan mengalami kerusakan 25 persen," terangnya.
Alie menuturkan bahwa ke depan masyarkaat juga diimbau agar selaku waspada dan berhati-hati jika terjadi hujan lebat disertai angin kencang. Utamanya bangunan-bangunan yang terdapat di pinggiran sungai.
"Tetap tenang dan harus selalu waspada. Jika terjadi bencananya, kita harus tahu dan ada strateginya untuk menghindari," tandasnya.