SURABAYATIMES - Teka teki terkait penghapusan beasiswa penghafal Al-Qur'an di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya belum juga menemukan titik terang yang jelas. Upaya konfirmasi pun terus dilakukan oleh SurabayaTIMES kepada perguruan tinggi Islam tersebut.
Karena tak mendapat jawaban detail dari pihak humas, media ini pun kemudian mencoba menghubungi bagian kemahasiswaan. Selanjutnya, bagian humas merekomendasikan untuk melakukan wawancara kepada Alful Laila selaku bidang kemahasiswaan yang menangani program beasiswa Tahfidz ini.
Baca Juga : Cetak Jurnalis Profesional, LPM Freedom Unisba Blitar Gelar Pelatihan Jurnalistik
Saat dikonfirmasi Alful Laila membenarkan dia saat ini bertugas di bidang kemahasiswaan. "Saya di kemahasiswaan," ujarnya ketika dikonfirmasi.
Namun, ketika dimintai lebih detail mengenai program beasiswa Tahfidz, Alful Laila sedikit merasa keberatan. Dia meminta kepada media ini agar melakukan wawancara ke bagian humas. Sehingga terjadi aksi saling lempar dalam satu institusi yang sama ini.
Wartawan SurabayaTIMES kemudian menanyakan lebih detail mengenai penghapusan program beasiswa Tahfidz di UINSA, dan Alful Laila membenarkan. "Beasiswa tahfidz yang sifatnya bantuan, yang diikuti oleh mahasiswa on going, sejak pandemi 2019 sampai dengan sekarang memang diclose," terangnya.
Namun, dari pernyataan Alful Laila tersebut ada sedikit keganjilan. Karena pandemi Covid-19 baru terjadi dan masuk di Indonesia sejak bulan Maret tahun 2020, bukan tahun 2019 seperti disebutkan.
Menurut dia untuk beasiswa Tahfidz saat ini dimasukkan dalam program seleksi prestasi mandiri. Sehingga dibuka ketika di awal pendaftaran saja.
Baca Juga : PPKM Mikro Diperpanjang, UIN Malang Keluarkan 3 Poin Ketetapan
"Bagi mahasiswa baru, ada seleksi prestasi mandiri. Yang inputnya salah satunya adalah tahfidz," lanjut dia.
Ditanya apakah perubahan tersebut sudah resmi dan diperkuat dengan dokumen sah seperti surat keputusan (SK) rektor? Alful Laila tak menjawab jelas. "Waduh, harus saya koordinasikan dulu dengan bu kabag (humas) ya," imbuhnya.
Pandemi Covid-19 yang dijadikan alasan ini sendiri faktanya baru terjadi pada bulan Maret 2020. Ketika itu Presiden Joko Widodo langsung yang mengumumkan perihal adanya kasus baru di Indonesia, setelah belahan dunia lainnya terjangkiti terlebih dahulu. Terutama dari Wuhan, Tiongkok yang awal mengumumkan kasus di akhir tahun 2019.
