BATUTIMES - Pertengahan Februari lalu, sekelompok masyarakat tampak sibuk memboyong sebuah benda berukuran besar di Dusun Ngandat, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Melalui berbagai ritual, mereka kemudian menancapkan sebuah bangunan setinggi 160 centimeter itu tepat di bawah pohon yang sangat besar.
Bukan hanya sekedar terbuat dari bahan cor semen saja, benda tersebut nampaknya juga memiliki pahatan dalam aksara Jawa kuno. Sangat menyerupai bentuk asli dari Prasasti Sangguran yang selama ini hanya bisa dilihat masyarakat melalui foto dan unggahan yang ada di internet.
Baca Juga : Generasi Hebat, Mahasiswa Unikama ini Inisiasi Gerakan Peduli Lingkungan
Benda yang menyerupai batu itu memang replika dari Prasasti Sangguran. Sebuah benda bersejarah yang sama sekali belum pernah dilihat secara langsung oleh masyarakat Dusun Ngandat. Padahal konon, prasasti yang menyimpan banyak fakta itu berdiri di kawasan Kota Apel tersebut.
Sangking rindunya, masyarakat setempat akhirnya bahu membahu membuat replika prasasti yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Sementara prasasti asli kini berada di negeri nan jauh, diperbatasan Skotlandia dan Inggris. Kampung halaman Lord Minto, Gubernur Jenderal Inggris di India pada tahun 1.800an.
Berdasarkan penuturan sejarawan Dwi Cahyono, Prasasti Sangguran itu telah dihadiahkan oleh Gubernur Jenderal Inggris yang ada di Jawa yaitu Thomas Stamford Raffles. Lord Minto sangat senang dengan hadiah yang diberikan itu. Sehingga memboyongnya ke kampung halamannya saat tak lagi menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris di India.
Cerita dan catatan yang berkembang, disebutkan jika berbagai peristiwa tak terduga dialami Raffles dan Lord Minto pasca menerima Prasasti Sangguran tersebut. Bukan hanya itu, Bupati Malang Kiai Tumenggung Kartanegara yang juga dikenal sebagai Kiai Ranggalawe yang memberikan izin pemindahan prasasti itu juga dikatakan mengalami nasib yang tak mujur.
Beberapa berpendapat jika itu karena Prasasti Sangguran memiliki kutukan. Sehingga menimpa siapapun yang berani memindahkannya dari tempat aslinya. Sejarawan Peter Carey secara terang-terangan bahkan menyebut jika kutukan di dalam prasasti itu bukan hal yang tidak mungkin. Sehingga berharap keluarga Lord Minto mengembalikan kepada tempatnya.
Namun sayangnya, upaya pemulangan Prasasti Sangguran nampaknya belum semulus harapan. Sehingga, sampai sekarang masyarakat harus puas hanya dengan melihat replikanya saja.
Baca Juga : Jejak "Kudeta" Parpol, Demokrat Disebut yang Pertama Terjadi di Indonesia
Perjuangan memulangkan Prasasti Sangguran tentu bukan sekedar harapan kosong. Karena prasasti tersebut tentunya menjadi bukti jika Kota Batu memiliki peradaban yang sangat tinggi sejak 928 Masehi, bahkan mungkin jauh sebelum itu.
Lantas, apa sebenarnya keistimewaan dari Prasasti Sangguran tersebut? Pembahasan mengenai harta karun ini akan dibahas secara mendetail dalam tulisan berseri bertemakan 'Prasasti Digondol Asing, Anak Cucu Nikmati Replika'.
Tulisan ini akan membahas mengenai isi dari Prasasti Sangguran, proses pemindahan prasasti hingga ke Skotlandia, cerita mistis dan kutukan di dalam prasasti, hingga upaya yang pernah dilakukan untuk memulangkan Prasasti Sangguran.
Meski tak terlalu sempurna, laporan khusus ini semoga bisa menciptakan ruang diskusi bersama dalam menyelami keemasan Kota Batu saat itu. Jadi, selamat membaca dan menikmati setiap seri yang disajikan.