GRESIKTIMES - Aktivis lingkungan menggelar aksi untuk membebaskan Selat Madura dari sampah plastik, pemicu pencemaran oleh mikroplastik. Beberapa komunitas yang tergabung dalam gerakan #2021StopMakanPlastik itu antara lain ECOTON, MUPALAS UM Surabaya, River Warrior dan Komunitas Tolak Plastik (KTP) SMKN 1 Driyorejo.
Mikroplastik diketahui telah mencemari perairan dan seafood yang ada di Jawa Timur (Jatim). Temuan Telisik, komunitas Mahasiswa Biologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya menunjukkan, bahwa air kali Porong terpapar mikroplastik. Akibatnya udang, ikan dan kupang mengandung mikroplastik.
Baca Juga : Renja 2022, DLH Kota Malang Tetap Fokus Pengurangan Sampah
Tak hanya itu, teripang selat Madura, menurut temuan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Muhammadiyah juga telah terkontaminasi mikroplastik. Padahal teripang adalah komoditas unggulan camilan di pesisir Surabaya.
Sebelumnya, komunitas Optik Mahasiswa Kelautan Universitas Trunojoyo Madura menemukan sepanjang selat Madura di Bangkalan, Gresik dan Lamongan, air dan sedimennya mengandung mikroplastik.
Mikroplastik adalah remah-remah plastik berukuran 0,1 mm-5 mm yang berasal dari degradasi plastik yang kita gunakan setiap hari. Seperti tas kresek, senar pancing, botol plastik, sedotan, styrofoam dan sumber limbah cair rumah tangga dan limbah industri.
55 persen sampah di laut adalah sampah plastik. 42 persen sampah yang mengapung di Kali Brantas adalah sampah plastik. Hal ini juga berdasarkan temuan dari Komunitas CAER mahasiswa manajemen sumberdaya perairan Universitas Trunojoyo Madura. Di mana mereka menemukan bahwa air kali Brantas, Kali Marmoyo dan Kali Surabaya terkontaminasi mikroplastik. Bahkan ikan nila dan ikan wader yang dikonsumsi masyarakat sudah teridentifikasi mengandung mikroplastik.
Direktur Ecoton Prigi Arisandi menjelaskan, dijadikannya sungai menjadi tempat sampah karena layanan sampah hanya menjangkau 30%-40% penduduk. Sisanya hingga 70% penduduk Jatim sampahnya dibuang sembarangan. Akhirnya, sungai lah yang menjadi stasiun berkumpulnya sampah pada musim penghujan.
Baca Juga : Viral Bocah Madura Usia 8 Tahun Jadi Miliarder di Saudi, Tinggal di Apartemen Rp 30 Miliar
Menurutnya, harus ada regulasi pelarangan penggunaan plastik sekali pakai di kota-kota/kabupaten yang dilewati sungai Brantas dan bengawan Solo. Produsen harus consumer good dan didorong untuk menyediakan container khusus sachet plastik yang tidak bisa didaur ulang. Jika tidak dilakukan maka pesisir Utara Jawa akan tergerus oleh mikroplastik
"Kita harus berani menghentikan pemakaian plastik sekali pakai seperti tas kresek, botol air minum dalam kemasan, sachet, styrofoam, sedotan dan popok sekali pakai. Ecoton melalui kampanye #2021StopMakanPlastik akan melakukan upaya mendorong warga bumi untuk berkolaborasi membebaskan perairan dari mikroplastik," ucap Prigi.
"Serangan mikroplastik harus ditangkal melalui kesadaran kita untuk mengurangi perilaku ‘nyampah’ plastik," pungkasnya.