MALANGTIMES - Di tengah situasi dan kondisi pandemi Covid-19 yang masih mewabah di Kota Malang, membuat jumlah pengunjung Kampung Tridi menurun sangat drastis.
Ketua RW 12 Kelurahan Ksatrian, Kecamatan Blimbing Adnan mengatakan bahwa jumlah pengunjung memang masih sangat sepi. Hal itu berdampak kepada kondisi masyarakat sekitar yang sebelumnya menggantungkan pendapatan dari pengungjung Kampung Tridi.
Baca Juga : Cair Hari ini, Pemkot Malang Gelontor Anggaran Rp 2,13 Miliar Untuk Atasi Covid-19 di Seluruh RT
"Kalau untuk pengunjung sangat sepi, dampaknya sangat membawa dampak besar. Orang-orang pada khawatir semuakan istilahnya penyakit dari Tuhan, sudah banyak terbukti, mereka kunjungan ke sini merasa was-was. Kebanyakan orang-orang jaga diri untuk berkunjung," jelasnya kepada pewarta, Rabu (17/2/2021).
Di sekitar wilayah RW 12 Kelurahan Ksatrian, Kecamatan Blimbing sendiri disampaikan Adnan bahwa terdapat 235 kepala keluarga yang juga sebagian besar terdampak akibat menurunnya jumlah pengunjung di Kampung Tridi.
Lanjut Adnan terkait jumlah penurunan pengunjung pada Kampung Tridi hampir mendekati 100 persen. Karena sebelum adanya pandemi Covid-19, jumlah pengunjung Kampung Tridi bisa mencapai 300 pengunjung.
"Sebelum pandemi, satu hari 300 lebih. Kalau sekarang drastis kadang sehari 10 orang paling banyak 20 orang. Istilahnya pemasukan dengan kompensasi orang yang jaga tidak sesuai," terangnya.
Terkait perawatan Kampung Tridinya sendiri dikatakan Adnan masih terdapat bantuan dari pabrik cat yang mensponsori Kampung Tridi. Lanjut Adnan jika pihaknya meminta cat untuk memperindah Kampung Tridi masih diberikan.
"Tapi biaya keseharian untuk paguyuban jadi kendala. Kami antisipasi sedikit demi sedikit, diperbaiki yang rusak karena keterbatasan dana," katanya.
Lebih lanjut, Adnan mengatakan bahwa wisata Kampung Tridi sebenarnya telah dibuka sejak 10 September 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Namun pada saat dibuka pun masih belum dikatakan ramai.
"Padahal di sini tidak ada kendala apapun, di sini orangnya sehat. Semua protokol kesehatan yang diminta pemerintahan sudah disediakan," terangnya.
Baca Juga : Masa Jabatan Habis, Gubernur Tunjuk Sekda Sebagai Plh Bupati Trenggalek
Warung-warung pun juga masih buka, karena sebagian besar masyarakat juga memiliki usaha warung atau memiliki toko klontong. Adnan menuturkan bahwa dampak ekonomi memang besar. "Dampak ekonomi memang besar, yang bertahan buka hanya melayani orang kampung," tandasnya.
Sementara itu, di lokasi sendiri memang benar jarang sekali terlihat pengunjung yang menikmati keindahan Kampung Tridi. Diantaranya yakni Putri Sera Agustin dari Blitar dan Juwita Nur Herawati dari Nganjuk.
Putri Sera Agustin mengaku dirinya masih baru kali pertama mengunjungi Kampung Tridi. Menurutnya Kampung Tridi menarik untuk dikunjungi. "Saya baru pertama kali kesini. Kampung Tridi ini menarik dan membuat pengunjung tertarik untuk berkunjung ke sini, bisa menambah devisa ke sini," ujarnya.
Sedangkan Juwita yang sedang menikmati pemandangan dan sedang berfoto ria di jembatan yang berada di Kampung Tridi mengatakan bahwa tempat wisata Kampung Tridi menerapkan protokol kesehatan.
"Wisata Kampung Tridi dari depan ada tempat cuci tangan, pengunjung juga sudah memakai masker. Insha Allah aman kalau sudah memenuhi protokol kesehatan," pungkasnya.