TULUNGAGUNGTIMES - Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Murotilil Quran di Desa Banjarsari, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung menemukan dua arca saat menggali tanah di lahan belakang pondok, Selasa (16/2/2021). Dua arca ini kemudian diangkat dengan batu lain termasuk batu bata lempeng yang ada dalam galian kolam itu. Temuan arca itu sudah dilaporkan ke polisi maupun Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCG) Propinsi Jawa Timur.
"Sudah kita laporkan ke polisi dan sudah dicek ke lokasi oleh yang membidanginya," kata Muhammad Kholil, Kepala Desa Banjarsari, Rabu (17/02/2021).
Baca Juga : Honda Resmi Luncurkan 3 Motor Sekaligus, CBR600RR, CBR150R dan CBR250RR SP Tricolor, Harganya...
Diceritakan Kholil, awalnya tidak ada laporan ke desa dan kepada dirinya pada Selasa (16/02) kemarin saat ditemukannya arca. Justru, dirinya mendapat informasi dari Polsek Ngantru dan kemudian langsung menuju lokasi untuk melihat kebenarannya. "Jadi saat ditemukan saya tidak tau, kemudian setelah ada info itu kita cek bareng ke sana dan arca sudah diangkat," ujarnya.
Disebutkan Kholil, setelah di lihat ke lokasi pihak kepurbakalaan di Tulungagung telah melaporkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCG) Propinsi Jawa Timur. "Hari ini rencananya dari Propinsi datang ke lokasi penemuan untuk di lakukan penelitian lebih lanjut," ungkapnya.
Dari informasi yang diperoleh kepala desa, di tempat penemuan arca itu dimungkinkan ada sebuah bangunan candi atau tempat peribadatan (meditasi) pada zaman kerajaan dulu. Namun, untuk mengetahui kepastian jejak kepurbakalaan ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Camat Ngantru, Dwi Harry Subagyo secara terpisah membenarkan laporan penemuan arca ini. "Ditemukan siang hari kemarin, baru dilaporkan malam harinya. Muspika bersama pihak desa telah ke lokasi untuk melihat penemuan itu," kata Dwi Harry melalu pesan WhatsApp.
Baca Juga : Proyek Pasar Batuan Sumenep Mangkrak 3 Tahun, sudah Habiskan Dana Rp 9,5 Miliar
Untuk jenis Arca, pihaknya belum mengetahui karena harus dilakukan penelitian lebih lanjut oleh pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya sekaligus untuk mengetahui usia benda purbakala tersebut.
