free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

IDI Sebut Lonjakan Pasien Covid-19 di Jombang Tidak Lazim

Penulis : Adi Rosul - Editor : Yunan Helmy

15 - Feb - 2021, 21:43

Placeholder
Peta sebaran covid-19 di Jatim, Jombang menunjukkan zona merah. (Istimewa)

JOMBANGTIMES - Kasus penyebaran covid-19 di Kabupaten Jombang melonjak tajam hingga mencapai 455 pasien dalam kurun waktu 5 hari terakhir. Lonjakan tertinggi mencapai 300 pasien terkonfirmasi positif covid-19 dalam satu hari.

Seperti yang tertera pada website Pemprov Jatim, Kabupaten Jombang masih masuk dalam zona merah penyebaran covid-19. Itu artinya Kabupaten Jombang dinyatakan berisiko tinggi dalam penyebaran covid-19.

Baca Juga : Tiga Personel Polres Ngawi Terima Penghargaan dari Kapolres

Berdasarkan update data covid-19 Pemprov Jatim 5 hari terakhir, ada lonjakan pasien dengan terkonfirmasi positif sebanyak 455 pasien. Pada tanggal 9-10 Februari terdapat penambahan pasien positif covid-19 sebanyak 26 orang,  10-11 Februari sebanyak 300 pasien, 11-12 sebanyak 67 pasien, 12-13 sebanyak 41 pasien, dan  13-14 terdapat penambahan kasus 21 pasien.

Merespons data tersebut, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Jombang menyebut lonjakan data pasien covid-19 aneh dan tidak wajar. Terlebih lagi ada peningkatan kasus sebanyak 300 pasien dalam waktu sehari. Itu karena selama ini data penambahan pasien positif covid-19 di Jombang hanya di kisaran puluhan dalam sehari.

"Bagi saya (data pasien covid-19 melonjak tajam, red) itu aneh ya. Jadi, ada peningkatan kasus 300 dalam satu hari itu. Secara epidemiologi, itu tidak lazim, kecuali sedang ada upaya gencar penanganan covid-19. Tapi informasinya tidak ada screening masal seperti itu," kata Ketua IDI Jombang dr Achmad Iskandar Dzulqornain saat dikonfirmasi wartawan, Senin (15/02).

Iskandar menilai, data penambahan covid-19 yang begitu tinggi dianggap bukanlah menggambarkan situasi covid-19 pada hari itu. Ia menduga, ada data penambahan pasien positif covid-19 yang belum sempat terdata hingga lamanya hasil tes PCR keluar.

"Dugaan saya ada data yang belum terlaporkan, terus baru terlaporkan. Atau baru ada hasil pemeriksaan laboratorium. karena lama tidak jadi-jadi. Terus dalam hari yang sama baru keluar bersamaan," ujarnya.

Selain itu, pada kurun waktu yang sama juga terdapat 65 pasien meninggal akibat covid-19. Lonjakan pasien covid-19 meninggal terjadi pada 12 Februari sebanyak 60 orang. Sedangkan, pada 9-14 Februari jumlah pasiem covid-19 yang berhasil sembuh mencapai 290 orang.

Pada kasus pasien covid-19 meninggal dunia, Iskandar sudah mengonfirmasinya ke sejumlah rumah sakit dan BPBD Jombang selaku petugas pemakaman dan pemulasaraan jenazah covid-19.

Dari hasil konfirmasinya, lanjut Iskandar, tidak ditemukan pasien covid-19 meninggal sebanyak 60 orang dalam waktu sehari. Iskandar menyebut, data kasus pasien meninggal dunia itu tidak lazim.

Baca Juga : RSUD Kota Malang Jadi Rumah Sakit Rujukan Covid-19, Tambah Fasilitas Pelayanan

"Sama. Jadi, ketika data dimunculkan 60, itu tidak lazim. Saya koordinasi dengan beberapa rumah sakit dan BPBD yang bagian memakamkan itu. Mereka bilang tidak pernah memakamkan sebanyak 60 orang sehari. Jadi, rata-rata paling tinggi mereka memakamkan sehari 16 orang. Sehingga kemungkinan itu bukan menggambarkan kondisi pada hari dilaporkan itu, kemungkinan data kumulatif yang mungkin belum tercatat. Tapi yang mengetahui itu Dinas Kesehatan Jombang," ucap Iskandar.

Menurut Iskandar, data tersebut harus dijelaskan rinci oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. Ia berharap Dinkes Jombang bisa melakukan manajemen pengelolaan data dengan baik sesuai dengan kaidah yang ada.

Dari pendapat ahli epidemiologi, lanjut Iskandar, kondisi covid-19 belum bisa terukur jelas sejauh ini. Itu karena data yang tersajikan tidak sesuai real-time. Untuk itu ia berharap data bisa disajikan sesuai real-time atau kondisi nyata di hari itu.

"Jadi, saya kira di aspek itu, kalau benar data itu dari data penumpukan yang lama, berarti manajemen pengelolaan datanya harus dikelola lebih baik. Jadi, data yang ditampilkan betul-betul menggambarkan kondisi real pada saat dilaporkan," ujarnya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang drg Subandriya menolak dikonfirmasi saat ditemui di kantornya, Jalan KH Wahid Hasyim, pada Senin (15/02). Ia memilih meninggalkan wartawan menuju mobilnya saat disodorkan pertanyaan seputar lonjakan data covid-19 yang dialami Jombang dalam kurun waktu 5 hari ini.

 


Topik

Kesehatan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Adi Rosul

Editor

Yunan Helmy