MALANGTIMES - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa Timur memberi dampak positif. Meski, setiap harinya jumlah kasus Covid-19 masih terus bertambah, namun kasus ini mulai melandai dalam beberapa minggu terakhir. Salah satunya, tingkat Positivity Rate atau rasio kasus positif Covid-19 di Kota Malang.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan kasus Covid-19 di Kota Malang cenderung terkendali. Hal itu setelah diketahui dari penjelasan ahli epidiomiologi provinsi Jawa Timur mengenai keefektivitasan PPKM.
Baca Juga : Oppo Reno5 5G sudah Bisa Dibeli, Berikut Spesifikasi & Harganya, Ada Promo Menarik
"Kita termasuk ya, secara keseluruhan bukan hanya Kota Malang (wilayah yang diberlakukan PPKM di Jawa Timur) itu dari ahli epidiomologi mengatakan berhasil," ujarnya saat ditemui di Balai Kota Malang, Jumat (5/2/2021).
Sutiaji menjelaskan, dari hasil evaluasi PPKM Provinsi Jawa Timur, secara penghitungan, angka positovity rate Covid-19 di Kota Malang memang menurun tapi, tak begitu signifikan. Yakni dari angka 32 persen menjadi 27,4 persen atau hanya mengalami penurunan 5 persen saja.
Namun, angka kesembuhan kasus Covid-19 di Kota Malang cukup tinggi. Dari yang semula berada di 82,7 persen naik di angka 84,4 persen. Kemudian, angka kematian juga telah menurun yakni dari 9,2 persen menjadi 8,7 persen.
"Kota Malang positivity rate-nya menurun, angka kesembuhan kita naik, terus angka kematian kita menurun. Rate Trasmission atau penyebarannya (Covid-19) sudah berkurang," jelasnya.
Namun, dari hasil tersebut, diakui Sutiaji, jika masih tetap harus waspada. Sebab, penurunan positivity rate belum bisa dinilai menurun dengan drastis. Artinya masih dalam kategori yang tinggi.
Apalagi, target dari tercapainya PPKM itu yakni harus adanya penurunan baik dari kasus baru, kasus aktif, dan kasus kematian. Di samping, angka kesembuhan harus meningkat. "Sebenarnya ini (di Kota Malang) yang belum tercapai itu kasus aktif. Dari beberapa poin diberlakukan PPKM itu," imbuhnya.
Karenanya, guna terus menekan angka kasus, Pemkot Malang terus menggencarkan pengetatan di setiap wilayah hingga kelurahan-kelurahan. Mengingat, jumlah pasien yang menjalani isolasi mandiri di tingkat wilayah juga dinilai masih tinggi.
Dalam waktu dekat ini, guna mengantisipasi penyebaran kasus di setiap wilayah, pihaknya akan mengerahkan pejabat setiap kelurahan setempat untuk melakukan pemantauan terhadap pasien Covid-19. Utamanya, yang menjalani isolasi mandiri.
Baca Juga : Peringati Bulan K3 Nasional, BPJS Ketenagakerjaan Kediri Serahkan Ratusan Paket APD
Salah satunya, dengan memberikan tanda khusus di setiap rumah yang tengah menjalani isolasi mandiri. Sehingga, akan meminimalisir kunjungan dari orang lain yang berpotensi menularkan virus Covid-19. "Kemarin ada usulan, kalau ada rumah yang isolasi mandiri maka diberi tanda, bendera atau apa bahwa di situ ada pasien Covid-19. Sehingga masyarakat juga waspada, dan mengetahui," terangnya.
Untuk penerapan itu, pihaknya saat ini meminta para lurah setempat untuk mendata warganya yang terjangkit Covid-19. Semua pelaksanaan akan diserahkan kepada perangkat daerah di masing-masing wilayah.
"Kita data nanti, biar pak Lurah nanti yang ngasih tanda isolasi mandiri. Jadi, kalau ada tamu pun bisa tahu. Karena, kadang-kadang orang gengsi ada tamu, padahal itu kan nggak boleh dikunjungi (karena tengah sakit)," pungkasnya.
Untuk diketahui, jumlah kasus Covid-19 hingga hari ini tercatat ada penambahan 48 orang. Kini total warga Kota Malang yang terkonfirmasi positif sejumlah 5.680 orang.
Pasien sembuh bertambah 79 orang, kini totalnya 4.817 orang. Kemudian, pasien yang meninggal dunia bertambah 3, dan totalnya ada 496 orang. Sedangkan, yang masih dalam tahap pemantauan atau perawatan sejumlah 367 orang.