MALANGTIMES - Jalur Malang-Kediri dan sebaliknya terpaksa harus ditutup kembali. Pasalnya, longsor kembali terjadi di lokasi yang sama, yaitu di Dusun Kedungrejo, Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon.
Penutupan kembali akses jalan itu, disampaikan dalam video yang terima media ini, Kamis (4/2/2021) sore. Di mana, dalam video ada anggota kepolisian dari Polsek Pujon yang menerangkan, bahwa jalur Malang-Kediri tidak bisa dilewati dan ditutup kembali.
Baca Juga : Disnaker-PMPTSP Kota Malang Godok Ranperda Pemberian Intensif dan Kemudahan Investasi
“Selamat sore, dilaporkan saat ini dari Dusun Kedungrejo, Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon, pada hari ini Kamis (4/2/2021) sekitar pukul 17.30 WIB telah terjadi longsoran kembali di tempat yang telah di evakuasi dan saat ini longsor kembali,” kata anggota polisi dalam video yang tidak diketahui namanya tersebut.
“Diimbau kepada pengguna jalan agar mencari alternatif terlebih memutar balik ke arah Malang yang dari Malang. Untuk sementara jalur tidak bisa dilewati sampai selesai di evakuasi,” lanjutnya.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan membenarkan bahwa untuk longsoran yang terjadi sore hari ini sementara tidak ada penanganan dengan pertimbangan keselamatan pekerja
“Saat ini dipastikan tidak ada penanganan, karena mempertimbangkan keselamatan pekerja dan dikhawatirkan ada longsor susulan,” kata Sadono melalui sambungan telepon.
Diakui Sadono, tebing yang ada di Dusun Kedungrejo, Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon memiliki ketinggian lebih dari 20 meter dan bahkan bisa dikatakan vertikal sehingga memicu pergerakan tanah ketika dihantam hujan.
“Posisi yang di Kedungrejo ini tinggi sekali bukitnya, hampir vertikal kemiringannya. Padahal hujan baru sore ini, cuma memang Kedungrejo ini mulai kemarin terlihat belum stabil,” terangnya.
Baca Juga : Musrenbang Kecamatan Kedungkandang, Bangun Infrastruktur untuk Jadi Ibu Kota Malang Ke-2
Di sisi lain dari pengamatan BPBD Kabupaten Malang, wilayah yang sudah terjadi longsor nantinya kemungkinan bisa kembali terjadi mengingat intensitas hujan yang terus turun dan tanah yang berada di kelerengan telah tergerus air.
“Diperkirakan bisa ambrol lagi, karena tebing juga tinggi,” tegasnya.
