BATUTIMES - Namanya Sontoloyo, jika terbesit di telinga masyarakat mungkin sesuatu nama yang aneh dan membuat penasaran. Tapi nama tersebut adalah sebuah kafe di Dusun Rekesan, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji.
Pemilihan nama Sontoloyo itu sendiri terinspirasi dari sebutan pemilik pekerjaan sebagai penggembala itik atau bebek yang biasanya disebut orang Jawa sebagau tukang angon Bebek. Seorang sontoloyo biasanya mengembala beratus ekor bebek dengan cara berpindah mengikuti musim panen padi di daerah pesawahan untuk menggembalakan bebeknya.
Baca Juga : Konsepnya Recycle-Reuse, Retrorika Cocok buat Pecinta Succulent yang Peduli Lingkungan
“Terkadang juga orang-orang berpikirnya Sontoloyo hal negatif, tetapi di sini saya ingin orang yang datang membicarakan sesuatu yang positif. Apalagi yang datang dari keluarga maupun kelompok,” ungkap Pemilik Kopi Sontoloyo, Rinto.
Jika datang ke kafe ini jangan kaget, sebab akan disambut dengan parkir panjang berjajar mobil dari berbagai daerah yang ingin nongkrong di Kopi Sontoloyo. Meskipun hari biasa, pengunjung terkadang harus bersabar agar mendapatkan tempat duduk karena banyaknya pengunjung yang juga hadir dari berbagai daerah.
Meski demikian, Rinto menganggap Sontoloyo hanyalah Kopi Sontoloyo, bukan kafe maupun warung. “Ini kopi sontoloyo saja,” terangnya. Karena baginya sebutan warung terkesan saat orang datang tersedia atau terlihat makanan sajian. Sedangkan kafe terdengar terlalu modern.
Meski demikian, orang yang datang selalu merasa terkesan karena tempatnya yang instagramable dan nyaman. Karena jika ke sana, akan langsung dimanjakan dengan 2 rumah joglo yang lawas yang dilengkapi bangku dan meja serupa di lahannya yang seluas 800 meter.
Ornamen-ornamen yang menghiasai rumah joglo pun juga demikian, seluruhnya barang-barang antik. Saat akan memesan menu makanan dan minuman pun didesain layaknya warung zaman dulu. Lalu ada juga gazebo kecil layaknya gubuk juga dihadirkan di sana.
Menariknya lagi, Kopi Sontoloyo juga dihiasi dengan barang-barang kuno atau nuansa retro. Seperti meja kuno, kursi kuno, pun rumah joglo yang berada di halaman Kopi Sontoloyo seluas 800 meter persegi.
“Saya suka koleksi barang-barang antik,” tambahnya.
Bukan hanya itu, para pengunjung juga dimanjakan dengan pemandangan kebun apel di seklilingnya. Ditambah pemandangan gunung Panderman dan Kota Batu yang menyegarkan mata.
Untuk yang suka dengan pemandangan malam hari, pengunjung pun bisa nenikmati syahdunya malam hari dengan gemerlap lampu Kota Batu dan Gunung Panderman. Hanya saja sepertinya butuh pakaian yang menghangatkan, sebab suhu udara di sana cukup dingin.
Baca Juga : D’Goendoe Ajak Wisatawan Ngopi di Tengah Kebun Apel, Hati-Hati Bikin Betah
Tidak hanya itu saja, Rinto pun juga mulai menanam sejumlah pohon agar tempatnya tetap rindang di Kopi Sontoloyo. Menu yang disuguhkan pun beragam baik minuman, makanan, dan camilan. Minuman yang disuguhkan mulai dari kopi sontoloyo, kopi hitam, wedang uwuh, wedang jahe, wedang tape, beras kencur, kunir asem, dan sebagainya.
Lalu menu lainnya seperti makanan yang bisa dicoba seperti nasi goreng Jawa, bakmi Jawa, kikil pedes, ceker pedes, dadar telor, soto seger, lodeh pedes, dan mie instant olahan.
Menurutnya, berdirinya tempat tersebut untuk berkumpulnya teman-teman Rinto dari luar kota. “Niatnya untuk tempat berkumpul, akhirnya saya mendesain tempat Kopi Sontoloyo ini. Tapi seiring berjalannya waktu, tempat itu semakin populer dan banyak didatangi orang," jelasnya.
Ramainya tempat tersebut juga didukung dengan adanya galeri pameran yang ada di sana. Sehingga saat galeri dibuka, pengunjunga juga bisa menikmati pameran di sana.
