Kebijakan privasi baru aplikasi WhatsApp telah menjadi kontroversi di kalangan penggunanya. Bahkan, banyak pengguna WhatsApp yang beralih ke aplikasi chat lain seperti Telegram dan Signal.
Diketahui, kebijakan WhatsApp tersebut meminta pengguna untuk menyambungkan data ke Facebook. Jika tak menyetujui, pengguna akan diberi pilihan untuk menghapus akun. Rencananya, kebijakan privasi itu akan dimulai pada 8 Februari 2021 mendatang.
Baca Juga : YouTube Mulai Uji Coba Fitur Belanja Langsung dalam Video
Namun, sadar banyaknya kritik terkait kebijakan tersebut, WhastApp rupanya memutuskan untuk menunda aturan privasi baru itu. WhatsApp mengatakan pihaknya akan menunda kebijakan ini selama tiga bulan sampai 15 Mei 2021.
"Kami mendengar dari banyak orang tentang banyaknya kebingungan terkait update terbaru kami. Ada banyak misinformasi yang menyebabkan kecemasan dan kami ingin membantu setiap orang memahami prinsip kami dan faktanya," tulis WhatsApp di blognya.
Kebijakan privasi WhatsApp ini memang banyak membuat pengguna resah dan bingung. Hal itu pun juga disampaikan oleh pendiri WhatsApp Brian Acton.
Kebijakan privasi baru WhatsApp memang dianggap membingungkan bagi sebagian orang. "Setelah membaca kebijakan privasi (WhatsApp), saya menganggapnya sangat membingungkan dan sulit diikuti," cetus Brian Acton, yang kini menjadi bos Signal.
Bahkan di India, WhatsApp memajang iklan satu halaman penuh di beberapa koran terkemuka untuk pengumuman penundaan ini.
Baca Juga : Selain Telegram dan Signal, Aplikasi Chat "BIP" Jadi Alternatif Pengganti WhatsApp
Dari laporan laman Independent, WhatsApp mengaku akan tetap menjaga ketat privasi pengguna meski ada kebijakan baru tersebut. "Menghormati privasi Anda ada di dalam DNA kami," sebut WhatsApp.
Untuk menenangkan para pengguna, WhastApp juga mengklaim tak akan mengganggu percakapan privat para user. "WhatsApp tidak bisa melihat pesan privat Anda atau mendengar panggilan. Begitu pula Facebook. Tiap pesan privat, foto, video, voice message dan dokumen yang Anda kirim ke teman, keluarga dan kolega one on one atau di grup dilindungi enkripsi end to end," tulis WhatsApp.