Sejak dikeluarkannya Surat Edaran (SE) Bupati Tulungagung tentang penutupan tempat wisata tanggal 18 Desember 2020 lalu, berdampak signifikan bagi pengelola dan masyarakat. Seperti yang terjadi di tempat wisata pantai Popoh Desa Besole, Kecamatan Besuki.
Di pantai Popoh tak ada wisatawan masuk, sehingga omzet penjualan pedagang, baik kuliner dan pernik wisata menjadi sepi.
Baca Juga : Wisata Kembali Beroperasi, Pemkab Blitar Batasi Kunjungan Wisatawan
"Yang makan di warung ya hanya warga sekitar sini. Jika dari luar kawasan tidak ada," kata salah satu pemilik warung ikan bakar, Jumat (7/1/2021).
Dirinya berharap, pandemi Covid-19 segera berakhir dan SE Bupati Tulungagung bisa dicabut sehingga wisata kembali bergairah.
Sementara itu, Kepala Desa Besole Suratman mengatakan, penutupan tempat wisata memberi kesadaran bagi masyarakat untuk tidak datang. Di sisi lain, orang yang terlibat dalam wisata Popoh merasakan langsung dampak ini dan menganggap sangat berat.
"Sejak ditutup itu meski portal tidak dijaga petugas, tetap saja tak ada yang datang berwisata. Kesadaran masyarakat tinggi dan patuh pada Surat Edaran Bupati. Namun bagi warga kami di Popoh hal ini memberatkan," kata Suratman.
Untuk para nelayan yang bekerja mencari ikan, penjualan bisa dilakukan di luar kawasan pantai. Tidak bagi warga yang murni mengais rezeki dari kedatangan tamu yang datang. Mereka selama ini yang punya penghasilan lumayan langsung anjlok.
"Semoga pandemi segera selesai agar ekonomi bisa berjalan kembali," paparnya.
Baca Juga : Permainan Tradisional di Taman Dolan Paling Diminati Wisatawan
Dari pantauan di pantai legendaris ini, wisata Popoh diramaikan dengan anak-anak nelayan setempat yang asyik bermain air. Sementara itu, beberapa orang yang kebetulan ada keperluan membeli ikan di tempat pelelangan tampak mengambil kesempatan foto di sepinya pantai ini.
Deretan penginapan juga tutup dan sepi kendaraan parkir. Puluhan toko atau kios sama sekali tak ada aktivitas.