Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

200 Majalah Musik Koleksi MMI Berhasil Didigitalisasi

Penulis : Pipit Anggraeni - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

17 - Dec - 2020, 16:18

Placeholder
Ketua MMI, Hengki Herwanto saat memaparkan proses digitalisasi koleksi MMI (Pipit Anggraeni/MalangTIMES).

Museum Musik Indonesian (MMI) sebagai satu-satunya museum terbesar di Indonesia yang terletak di Kota Malang berhasil melakukan digitalisasi ratusan koleksi majalah. Dokumentasi sejarah musik populer yang dilaksanakan adalah dalam tenggang waktu 1967 hingga 1978.

Ketua MMI, Hengki Herwanto menjelaskan, dokumentasi secara digital tersebut dilakukan dengan menghimpun tulisan-tulisan dalam 200 edisi majalah musik yang pernah terbit dalam kurun waktu 12 tahun. Selanjutnya disajikan dalam laman (website) MMI.

Baca Juga : Ekskavasi Situs Petirtaan Sumberbeji Jombang Kembali Temukan Jaladwara 

 

"Proses digitalisasi ini telah mendapatkan dukungan penuh dari Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mendukung melalui Program FBK (Fasilitasi Bidang Kebudayaan)," katanya, Kamis (17/12/2020).

Hengki menyebut, bantuan yang diberikan pemerintah tersebut merupakan bentuk kepedulian untuk membantu pembiayaan atas kegiatan para pelaku budaya dalam rangka Pemajuan Kebudayaan Indonesia. Tahun 2020 ini, proposal yang diterima kementerian sejumlah lebih dari dua ribu proposal.

"Dan yang berhasil lolos seleksi 129 proposal. Tiga di antaranya berasal dari Kota Malang," tambahnya.

Pekerjaan dokumentasi yang dilakukan MMI menurutnya sangat sederhana. Dimulai dengan menghimpun 200 edisi dari 8 majalah musik, yaitu Diskorina (Yogya), Favorita (Surabaya), Paradiso (Surabaya) serta Junior, Star, Top, Varia Nada dan Vista, kelimanya terbit di Jakarta.

Semua majalah tersebut saat ini sudah tidak terbit lagi. Tahap selanjutnya adalah memindai (scan) halaman per halaman. Kemudian semua halaman dalam satu edisi digabung dan dilengkapi dengan daftar isi. Tahap berikutnya adalah mengunggahnya ke dalam laman MMI.

Untuk melengkapi pekerjaan tersebut, maka dibuat pula buku katalog yang dicetak secara terbatas. Katalog berisi gambar cover dan daftar isi setiap edisi majalah. Dilengkapi pula dengan story telling dari 8 majalah dan petikan sejarah musik di Indonesia 1967-1978.

Baca Juga : Bangunan Museum Sempit, Puluhan Koleksi Terancam Rusak 

 

"Sebelumnya, pekerjaan sejenis telah dilakukan MMI untuk 200 edisi majalah Aktuil (Bandung) penerbitan 1967-1978. Pekerjaan ini terlaksana atas dukungan dana dari UNESCO melalui program MOWCAP (Memory of The World Committee Asia Pacific)," terang Hengki.

Lebih jauh Yongki menerangkan, kegiatan pendokumentasian tersebut menjadi salah satu bentuk ikhtiar awal untuk mengumpulkan tulisan-tulisan sejarah musik yang bertebaran di berbagai media. Kegiatan yang mentransformasikan koleksi museum dari wujud fisik ke wujud digital tersebut juga memiliki banyak manfaat.

Pertama adalah untuk perlindungan informasi agar tetap terjaga keberadaannya. Karena koleksi majalah yang berupa kertas sangat rawan terhadap kerusakan dan bisa hilang dalam sekejap apabila terjadi bencana kebakaran, banjir atau bencana alam lainnya.

Manfaat kedua, daftar isi yang terdapat dalam laman MMI maupun katalog dapat menjadi bahan baku pangkalan data dalam Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu. "Manfaat ketiga, informasi dapat diakses oleh masyarakat luas di seluruh wilayah dunia," pungkasnya.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Pipit Anggraeni

Editor

Sri Kurnia Mahiruni