Banyak pihak meyakini cita-cita Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki Malang) menjadi kampus bereputasi internasional akan terwujud. Termasuk, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Diktis Kemenag) Prof Dr Suyitno MAg.
Dirinya mengunjungi kampus UIN Malang belum lama ini. Dalam kunjungannya kali ini, Prof. Suyitno selain ingin bersilaturahmi juga mendapat kesempatan berharga untuk memberikan arahan dan support kepada para pimpinan universitas dalam acara Forum Group Discussion (FGD).
Baca Juga : Pembelajaran Daring dan Tugas Sekolah Tak Halangi Siswi SMPN 21 Malang Ini Raih Prestasi
Sesuai dengan visi UIN Malang dan semangat membara para pimpinan kampus dalam mewujudkannya, maka FGD tersebut mengambil tema "Strategi Pengembangan Kelembagaan Bereputasi Internasional".
Di awal arahannya, direktur alumni S3 UIN Syarif Hidayatullah ini langsung menyakini bahwa UIN Malang bisa segera mewujudkan cita-citanya yakni menjadi kampus bereputasi internasional. "Apabila UIN Malang ini mendiklirkan diri siap menjadi Perguruan Tinggi bereputasi, saya kira itu hal yang bisa kita percayai dan saya meyakini itu bisa tercapai," ucapnya.
Namun demikian, kata dia, apabila UIN Malang ingin menjadi kampus bereputasi internasional, maka yang mesti dicatat adalah harus memiliki tiga modal.
Modal yang pertama adalah modal sosial, kedua modal intelektual, dan yang ketiga yakni modal Sumber Daya Manusia (SDM) yang telah teruji.
Selain itu menurutnya masih ada hal yang sangat perlu diwaspadai, yakni tentang kohesivitas yang berkaitan dengan kesamaan visi para pimpinan dan seluruh sivitas akademik UIN Malang. Dia sangat mewanti-wanti terkait hal tersebut karena sebelumnya telah memiliki pengalaman berharga dalam berkarir di perguruan tinggi.
Baca Juga : Rektor UIN Malang: Kita Harus Tepo Seliro, Kedepankan Toleransi
Nah, untuk menjaga kohesivitas tersebut, ia menghimbau kepada para pimpinan universitas, dekanat di fakultas, hingga kepala biro dan ketua unit-unit agar selalu kompak (menjaga kebersamaan dan kesamaan visinya). Karena dengan begitu, seluruh warga kampus UIN Malang bisa terhindar dari bahayanya rasa egoisme.
"Jadi musuh tertinggi tata kelola perguruan tinggi itu adalah egoisme, yang merasa pinter sendiri, menang sendiri, paling berjasa dan tidak butuh orang lain. Hal seperti ini tidaklah terjadi di UIN Malang ini," tuturnya.
Di akhir arahannya pada topik bahasan FGD, Prof. Suyitno menyatakan keyakinannya bahwa UIN Malang telah memiliki modal sosial, sudah ada juga kohesivitas, dan kebersamaan serta SDM yang mumpuni di dalamnya sehingga ke depan pada waktunya nanti akan segera mampu menjadi universitas bereputasi Internasional.