Akhir-akhir ini, kota Malang memang hampir selalu turun hujan jadi langit terlihat muram. Termasuk juga Senin kemarin (30/11/2020). Namun, tahukah Anda? Meski kemarin hujan, termasuk kota Malang kedatangan gerhana bulan. Yap! Gerhana bulan penumbra lebih tepatnya.
Gerhana Bulan Penumbra adalah gerhana yang terjadi saat posisi matahari-bumi-bulan tidak persis sejajar, sehingga bulan hanya masuk ke kerucut bayangan penumbra bumi. Cahaya matahari yang mengenai permukaan bulan terhalangi sebagian oleh bumi atau masuk bayangan samar dari bumi (penumbra). Saat gerhana ini terjadi, bulan akan terlihat lebih redup dari bulan purnama biasanya.
Baca Juga : HUT Kabupaten Malang, Netizen Makin Antusias Ikutan Giveaway "Tsunami 1.260"
Tim Astrofotografi Universitas Brawijaya (UB) bersama dengan Astronomy Physic Club APC) juga beberapa mahasiswa UB, UM, ITS dan Unitri, serta masyarakat sekitar melakukan kegiatan meneropong gerhana (Senin, 30/11/2020) di daerah Dau. Berikut beberapa potret gerhana bulan penumbra tersebut.
Akademisi dari UB Eka Maulana ST MT MEng yang juga termasuk tim Astrofotografi UB menyampaikan, gerhana bulan penumbra ini baru bisa terlihat setelah maghrib.
"Magrib itu baru terang kemudian setelah jam enam-setengah tujuh itu baru bisa dilihat, sedikit tertutup awan, memang redup kan bulannya," terangnya.
Lebih detail ia menjelaskan gerhana bulan penumbra itu bisa mereka lihat pada sekitar pukul 18.30 WIB sampai pukul 18.53 WIB. "Kelihatan tetep bulat cuma dia sinarnya redup. Kita paling melihat itu sudah tinggal 30 persen (magnitudonya) sampai habis," jelasnya.
Sejatinya, gerhana bulan penumbra ini muncul mulai pukul 14.32 WIB. Sementara waktu puncaknya pada pukul 16.44 WIB dan berakhir pukul 18.53 WIB. Namun, di Malang, kita hanya bisa melihat gerhana ini separuh dari waktu gerhana bulan penumbra yang akhir dalam kondisi sudah melewati puncak.
Baca Juga : Foto-foto Peserta Giveaway Tsunami 1.260 Kabupaten Malang, Ada Karikatur Lucu Pantai Balekambang
"Baru terlihat jelas itu sekitar 30 (persen)-an. Itu baru istilahnya tidak ada awan tapi bulannya memang redup. Semakin terang, terang, terang baru jam tujuh purnamanya kelihatan," paparnya.
Sebelumnya, Eka dan tim juga sempat melakukan salat gerhana. Sementara pada saat sore sekitar pukul 17.35 - 17.38 WIB, mereka juga sempat melihat adanya pelangi. "Pelangi membentang antara gunung Semeru hingga gunung Arjuna," timpalnya.
Eka menambahkan, setelah ini, gerhana bulan total akan bisa disaksikan di Indonesia pada 26 Mei 2021 nanti. Sementara, di tahun ini, untuk yang terakhir kalinya kita akan menyaksikan gerhana matahari total pada tanggal 14 Desember 2020.