Harga ikan tawar jenis gurami yang sempat anjlok di angka Rp 15 ribu per kilogram mengakibatkan banyak pembudidaya di Tulungagung merugi. Mereka pun banyak yang kapok dan memilih pindah jenis ikan untuk di budidaya, di antaranya kembali ke ikan Lele, Patin, dan Koi majupun ikan hias lainnya.
"Saya pindah ke ikan Koi (hias), pasalnya selain mudah perawatan juga tidak perlu banyak keluar biaya beli konsentrat," jelas Tolib, pembudidaya ikan di Tulungagung, Sabtu (14/11/2020).
Baca Juga : Berusia Satu Dekade, Gojek Cetak Transaksi Lebih dari Rp 170 Triliun
Dari 5 kolam di pekarangan Tolib, hanya terdapat satu kolam gurami yang tersisa. "Itu masih 4 bulan, biasanya semua saya isi gurami tapi karena harganya tidak bagus tahun ini saya pindah ke ikan hias," ujarnya.
Turkan (34) pembudidaya yang lain mengaku menekuni pembibitan gurami. Diungkapkan Turkan, jika tahun sebelumnya benih gurami sangat laris dan harga tinggi kini turun cukup drastis. "Dulu ukuran 5 dan 6 saja bisa laku di atas seribu, sekarang manut ukur. Misalnya ukuran 5 harganya 500 rupiah per ekor dan seterusnya," ungkap Turkan.
Selain mengalami penurunan permintaan dan harga benih ikan gurami, Turkan juga mengungkapkan banyaknya pembudidaya yang pesan jenis ikan lain. "Sudah banyak yang tanya benih ikan kuthuk (gabus) dan Patin. Padahal mereka dulu langganan ambil benih gurami ditempat saya," jelasnya.
Meski jenis ikan gurami sudah mulai mengalami kenaikan harga signifikan, diketahui banyak pembudidaya terlanjur mengalihkan budidaya jenis ikan lain.
Baca Juga : Tingkatkan Ekonomi Petani Kopi Desa Taji, FPP UMM Kenalkan Teknologi Pasca-Panen
Bahkan, banyak juga yang memilih membiarkan kolam miliknya dikosongkan atau dibiarkan tanpa diisiikan dengan alasan masih kapok dengan harga yang terjun bebas karena dampak Covid-19.