Bulan November memiliki kesan tersendiri bagi petani bawang merah di Kabupaten Probolinggo. Pasalnya, hujan tak henti-hentinya mengguyur wilayah Probolinggo yang mengakibatkan petani harus memutar otak untuk tetap menjaga kualitas bawang merah.
Akibat hujan, tak jarang petani bawang merah mengeluh akibat proses panen yang tidak maksimal hingga kerapkali alami gagal panen. Terkadang hanya beberapa petani saja yang bisa melakukan panen.
Baca Juga : Tagline 'Tarek Ses Semongko' Tak Mampu Mengerek Harga Semangka di Pasaran
Menurut salah satu petani bawang merah asal Desa Mranggonlawang, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Sholehuddin (25), di musim hujan ini, dirinya mengakui ketidak maksimalan panen bawang merah.
"Saya tidak bisa panen sebanyak biasanya mas. Tapi Alhamdulillah masih bisa panen," ujarnya.
Sholehuddin menambahkan, selain dirinya banyak dari rekan petaninya yang alami gagal panen. "Saya masih untung bisa panen mas, orang-orang banyak yang gagal panen," pungkasnya kepada pewarta Probolinggo Times.
Dilansir dari data harga bawang merah dari Dinas Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo, harga bawang di Kabupaten Probolinggo masih terbilang stabil. Di mana, harga bawang merah di pasar bawang Dringu, Kecamatan Dringu, Kamis (12/11/2020), terbilang normal.
Untuk harga bawang yang kecil kisaran Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu, sedangkan yang tanggung kecil antara Rp 17-18 ribu. Harga bawang tanggung besar dijual antara Rp 19-21 ribu rupiah. Sedangkan harga bawang besar masih bertahan diangka Rp 22-Rp 23 ribu. Sementara, harga bawang grade super besar ( A ) Super gros dikisaran harga Rp 24 - Rp 26 ribu.
Hingga hari ini jumlah persediaan bawang merah di Pasar Bawang Merah Dringu, tersedia sebanyak 23 ton.
Di sisi lain menurut pelaksana tugas (plt) Disperindag Kabupaten Probolinggo Taufik, musim hujan memberikan dampak secara langsung kepada petani bawang merah di Probolinggo. Akibatnya, petani membutuhkan biaya produksi lebih besar dalam hal perawatan bawang merah. Hal tersebut yang menjadi faktor utama yang mempengaruhi pendapatan bersih petani.
"Tiap hari memang berubah, tapi menurut info harga pasar se-Kabupaten Probolinggo, secara keseluruhan masih baik. Contoh hari ini, harga bawang tanggung saja mulai Rp. 19 ribu sampai Rp 21 ribu," ujarnya.
Taufik menambahkan, selain musim hujan yang berdampak langsung pada proses penanaman bawang merah, panen serentak di beberapa daerah seluruh Indonesia juga menjadi faktor utama yang mempengaruhi harga bawang merah.
Baca Juga : Tingkatkan Ekonomi Petani Kopi Desa Taji, FPP UMM Kenalkan Teknologi Pasca-Panen
Namun, dari beberapa dampak tersebut, Taufik menyebutkan, harga bawang merah di Probolinggo masih terbilang normal.
"Untuk mekanisme pasar sudah berjalan bagus dan menurut pantauan kami di 34 pasar daerah, harga bawang merah hingga hari ini cukup stabil," pungkas Taufik.
Terpisah, Kepala Bidang Tanaman Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo Didik Tulus, mengatakan, memang saat ini banyak petani bawang merah yang panen. Apalagi di luar daerah yang menjadi sentra bawang merah juga panen. Sehingga persediaan maupun stok bawang merah menjadi membeludak.
“Itulah yang menjadi penyebab turunnya harga bawang merah di pasaran,” katanya.
Didik mengimbau kepada para petani bawang merah untuk tidak memanen dahulu bawang merah yang masih berada di lahan pertanian. Serta bagi petani yang sudah panen, diimbau untuk menunda penjualannya atau disimpan dalam gudang penyimpanan.
“Semoga cepet naik lagi. Sehingga petani menjadi untung,” tandasnya.