Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menggarap proyek pembangunan Light Rapid Transit atau Lintas Rel Terpadu (LRT) semakin matang. Bahkan, pembangunan LRT ini masuk di salah satu proyek strategis Kota Malang yang dinilai bakal menyumbang pemulihan perekonomian di tahun 2021 mendatang, di samping pembangunan infrastruktur lain seperti perbaikan jalan dan jembatan.
"Dilihat di RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), untuk masalah transportasi tetap menguatkan angkot, terus nanti kan yang lain bisa jadi LRT itu," ujar Wali Kota Malang, Sutiaji.
Baca Juga : Proyek Kereta Gantung di Kota Batu Diprediksi Terwujud Tahun 2021
Ia menjelaskan, proses kajian terkait proyek strategis tersebut saat ini terus digencarkan. Nantinya, panjang Trase atau jalur LRT untuk wilayah Kota Malang diperkirakan mencapai 35 Kilometer (KM) dengan anggaran sekitar Rp 450 Miliar per Kilometernya.
Panjang Trase tersebut memang sengaja dibuat untuk ditargetkan melintasi kawasan perkantoran dan area-area kampus. Meski, jumlah Trase tersebut nantinya akan bertambah, mengingat rencananya juga akan melintasi Malang Raya, termasuk Kota Batu dan Kabupaten Malang.
"Ini yang masih kita kaji terus. Trase kemarin kan masih 35 Kilometer. Pihak investor meminta kalau bisa dengan Malang Kabupaten dan Kota Batu yang diharapkan kurang lebih ada 100 Kilometer. Anggaran yang dikeluarkan per kilonya itu Rp 450 Miliar," imbuhnya.
Lebih jauh, Sutiaji mengatakan koordinasi dengan dua daerah di Malang Raya diserahkan seluruhnya kepada pihak investor yang disebut-sebut berasal dari China.
Baca Juga : Angka Kecelakan Masih Tinggi, Jalan Raya Ngronggo Jadi Prioritas Penekanan Angka Kecelakaan
Hingga berkaitan dengan LS (Legal Standing) terkait pembangunan LRT yang rencananya akan didesain dengan model kapsul dan diperkirakan menampung penumpang sebanyak 24 hingga 60 orang itu. "Nanti LS-nya yang buat pihak sana (investor China). Jadi pihak sana yang koordinasi," tandasnya.