free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Harga Tomat Terjun Bebas, Petani Biarkan Hasil Panen Membusuk

Penulis : Eko Arif Setiono - Editor : Dede Nana

19 - Oct - 2020, 02:44

Placeholder
Charis salah satu petani tomat membiarkan panennya membusuk.(eko arif s/Jatimtimes)

Harga tomat di Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Jatim) makin anjlok sejak sepekan lalu. Setelah sempat bertahan di kisaran harga murah Rp1.000 per kilogram di tingkat petani.

Harga tomat itu tak bertahan lama. Sejak sebulan terakhir ini malah lebih anjlok lagi, yaitu mencapai Rp 500 per kilogram (Kg).

Baca Juga : Studio Apartemen The Kalindra Malang Cocok untuk Milenial

"Harga tomat Rp 500 per Kg," kata Charis, salah satu petani Tomat asal Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.

Charis mengaku, lantaran harga tomat yang terbilang rendah ini membuatnya enggan untuk memanen.

Pengeluaran anggaran lagi, disinyalir membuatnya enggan untuk memanen hasil berkebunnya yang sebenarnya sudah siap dipetik di lahan sekitar kurang lebih 1 hektar (ha) yang ia miliki.

Dengan harga Rp 500 per kilogram, kata Charis, jelas petani merugi. Mengingat, biaya bertanam tomat lumayan besar, apalagi jika petani menggunakan mulsa plastik untuk menutup media tanamnya.

"Kalau dihitung mulai pengolahan tanah, pembelian bibit, hingga pupuk lumayan besar sehingga dengan harga tomat Rp 500 per kilogram jelas tidak impas," ucapnya.

Bahkan, kalau petani meminta bantuan orang lain (buruh) untuk memanen tomat, harga penjualan tomat tidak cukup untuk membayar upah buruh.

Baca Juga : Rumah 2 Lantai, Lingkungan Asri Berkonsep Penghijauan Mulai Rp 453 Juta di Taman Tirta Malang

"Kalau dipanen ya keluar biaya lagi. Kita harus membayar orang untuk memetik satu persatu tomat ini. Belum lagi saat telah dipetik kita masih perlu mendistribusikannya ke pengepul maupun pasar. Itu butuh biaya lagi. Kalau dihitung-hitung justru rugi kalau kita berniat untuk jual dengan rincian biaya tersebut," ungkapnya.

Lebih lanjut, Charis mengaku, murahnya harga tomat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya di waktu panen raya dan tingkat daya beli masyarakat menurun akibat Covid-19.

Kondisi ini membuatnya hanya bisa pasrah dan membiarkan tomat-tomat yang telah siap panen tersebut dibiarkan membusuk atau mengering hingga sendirinya.

 


Topik

Ekonomi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Eko Arif Setiono

Editor

Dede Nana